Sabtu 14 Jul 2018 20:36 WIB

Mahasiswa ITS Ubah Kulit Mangga Jadi Bahan Antikorosi

Korosi atau endapan coklat yang menempel pada logam akan berbahaya jika dikonsumsi

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Mangga. Ilustrasi
Foto: .
Mangga. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Korosi kerap menjadi permasalahan utama bagi industri, khususnya industri makanan kaleng. Padahal, korosi atau terbentuknya endapan cokelat yang menempel pada logam ini, akan berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Korosi diteliti mengandung senyawa logam berat yang dapat merusak sel dan jaringan pada tubuh makhluk hidup.

Beranjak dari kondisi tersebut, tiga mahasiswa dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, memanfaatkan kulit buah mangga sebagai bahan pencegah korosi pada kaleng makanan. Ketiganya adalah Ahnaf, Hafildatur Rosyidah, dan Dwi Jayanti Putri di bawah bimbingan Harmami.

Ketua Tim Ahnaf menjelaskan, Mangga merupakan jenis buah yang memiliki produksi terbesar di wilayah tropis seperti Indonesia. Melimpahnya buah mangga ini, menyebabkan limbah kulitnya juga semakin banyak. “Sayang, jika kulit buah ini dibuang dan tidak dimanfaatkan,” ujar Ahnaf dalam pesan singkatnya, Jumat (13/7).

Menurut mahasiswa semester tiga itu, kulit buah mangga mengandung senyawa antioksidan yang memiliki daya inhibisi (hambatan) untuk mencegah timbulnya korosi. Proses awalnya, kulit buah mangga ini dikeringkan di bawah sinar matahari selama dua hari, kemudian diblender menjadi bubuk dan diekstrak dengan metode refluks, atau metode ektraksi cara panas.

“Prinsip dari metode refluks tersebut yakni dengan melakukan pemanasan, penguapan, kondensasi, dan pendinginan,” ujar Ahnaf. Dalam penelitiannya pun, sebanyak 75 gram kulit buah mangga menghasilkan 280 mililiter ekstrak atau bahan pencegah korosi. Kemudian, ekstrak tersebut dicampur ke dalam larutan korosif.

Ahnaf melanjutkan, larutan korosif dibuat dari larutan kimia natrium klorida, yang berguna sebagai uji korosi pada tin plate, jenis logam dari kaleng makanan. Logam tin plate diteliti oleh tim mengandung baja karbon yang terlapisi timah murni pada kedua sisinya.

Timah inilah yang mampu terdegradasi dan menjadi korosi ketika bereaksi dengan zat pengawet dalam makanan kaleng tersebut. “Zat pengawet makanan biasanya mengandung natrium klorida, oleh sebab itu, kami menggunakan natrium klorida sebagai larutan uji korosi,” kata mahasiswa asal Surabaya itu.

Pencampuran ekstrak pencegah korosi saat proses pembuatan kaleng makanan, dibuktikan oleh tim mampu mencegah timbulnya korosi dan degradasi timah dari tin plate. Dari hasil pengujiannya, menunjukkan, efisiensi inhibisi sebesar 80 persen. Artinya, sebanyak 80 persen kandungan timah dalam kaleng makanan tidak akan terjadi korosi dan degradasi selama pengemasan.

Melalui inovasi ini pun, Hafildatur berharap ekstrak antikorosi dari kulit buah mangga buatan timnya ini bisa digunakan oleh industri makanan kaleng. “Bermanfaat bagi masyarakat adalah salah satu tujuan kami untuk melakukan penilitian ini,” kaya mahasiswi asal Pasuruan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement