Ahad 08 Jul 2018 18:34 WIB

Sepak Takraw Berpeluang Rebut Dua Emas Asian Games

Tim takraw akan pindah ke Palembang agar bisa lebih lama mencoba venue Jakabaring.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Presiden International Sepaktakraw Federation (ISTAF) Dato Abdul Halim bin Kader (kiri) bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia Asnawi (tengah) dan Ketua Umum Sepak Takraw Malaysia Dato Sri Abang Khalid melakukan pengundian cabang olah raga sepak takraw beregu sutra Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis (5/7).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden International Sepaktakraw Federation (ISTAF) Dato Abdul Halim bin Kader (kiri) bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia Asnawi (tengah) dan Ketua Umum Sepak Takraw Malaysia Dato Sri Abang Khalid melakukan pengundian cabang olah raga sepak takraw beregu sutra Asian Games 2018 di Jakarta, Kamis (5/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim sepak takraw Indonesia optimistis untuk bisa meraih dua medali emas di ajang pesta olahraga terbesar di benua Asia, Asian Games 2018. Ini setelah Indonesia melihat hasil pengundian yang dilakukan panitia pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc).

Ketua umum Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB PSTI) Asnawi Rahman ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/7) menyatakan, setelah melihat peta kekuatan, Indonesia memiliki peluang meraih dua medali emas.

"Setelah melihat hasil undian, kami semakin yakin untuk meraih medali emas. Peluang terbesar meraih emas datang dari nomor regu putra dan kuadran putra," ujar Asnawi.

Menurut Asnawi pesaing terberat untuk nomor regu putra adalah Korea Selatan dan Cina. "Sedangkan untuk kuadran putra ada Myanmar dan Cina."

Untuk mencapai target emas, lanjut Asnawi, saat ini Pelatnas Sepak Takraw Asian Games 2018 fokus berlatih di Sukabumi. "Sebelumnya kami training camp di Thailand. Sekarang semua ada di Sukabumi hingga Asian Games nanti," jelasnya.

Sebelum bertanding ke Asian Games, menurut Asnawi, tim sepak takraw Asian Games Indonesia ingin terlebih dahulu menjajal venue pertandingan di Palembang. Pada awal Agustus, tim sepak takraw ingin pindah ke Palembang agar bisa lebih lama mencoba venue di Jakabaring yang akan digunakan pertandingan Asian Games nanti.

"Sebagai tuan rumah, kami memang memiliki kelebihan untuk menjajal venue lebih lama. Ini sangat penting agar pemain lebih akrab dengan venue yang akan dipakai nanti. Ini harus dimanfaatkan," kata Asnawi.

Sementara untuk protes yang dilakukan Malaysia yang menyatakan tidak didaftarkan untuk nomor tim dan regu putra, Asnawi mengungkapkan kalau itu akal-akalan Malaysia yang memang selalu berbuat curang. "Di Malaysia saat SEA Games 2017 lalu, mereka banyak melakukan kecurangan. Kini mereka mencoba melakukan kecurangan lagi. Kita jangan mau dikerjai Malaysia lagi," kata dia menegaskan.

Asnawi menceritakan kronologis kasus undian yang dipermasalahkan oleh Malaysia. Setiap negara, lanjut dia, hanya boleh mendaftar dua nomor. Malaysia pada 29 Juni sudah mendaftar untuk nomor tim dan regu putra. Kemudian pada 4 Juli Malaysia mengubah menjadi tim double dan tim regu putra.

Namun ketika pengundian, ungkap Asnawi, Malaysia ingin kembali lagi ke awal. Malaysia, menurut dia, memang selalu mendaftar di akhir-akhir batas waktu. "Mereka ingin mengakali dengan melihat kekuatan peserta lainnya dahulu baru mau diundi. Federasi Takraw Asia yang ikut hadir dalam pengundian menolak keinginan Malaysia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement