Jumat 06 Jul 2018 17:23 WIB

Polbangtan Gelar Ujian Seleksi Mahasiswa Baru

Calon mahasiswa baru harus mempunyai jiwa dan semangat berwirausaha pertanian.

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Yusuf Assidiq
Ujian seleksi mahasiswa baru Polbangtan.
Foto: Dokumen.
Ujian seleksi mahasiswa baru Polbangtan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Politeknik Pembangunan Pertanian atau Polbangtan kembali menggelar ujian seleksi mahasiswa baru. Seleksi itu dilaksanakan secara serentak di enam lokasi yaitu di Polbangtan Bogor, Malang, Gowa, Medan, Manokwari, dan Yogyakarta Magelang. Pelaksanaan dimulai pada 2 - 5 Juli 2018.

Polbangtan Yogyakarta Magelang melaksanakan ujian seleksi bertempat di Kampus Polbangtan Yogyakarta Magelang di Jalan Kusumanegara 2 Kota Yogyakarta. Ujian diikuti oleh 535 peserta ujian seleksi.

Kepala Pusat Pendidikan (Kapusdik) Pertanian, Gunawan Yulianto, mengatakan ujian tertulis dimulai pukul 08.00 hingaa 11.30 WIB dengan dua materi yaitu Matematika dan Teknik Pertanian. Kemudian dilanjutkan dengan ujian wawancara kepada calon mahasiswa baru Polbangtan Yogyakarta Magelang pada pukul 13.00 hingga 16.00 WIB.

"Pada tahun ajaran 2018/2019 ini wawancara merupakan satu kesatuan pada ujian seleksi di Polbangtan,” kata Gunawan, Jumat (6/7).

Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali minat para calon mahasiswa baru. Seperti terkait apa tujuan mereka untuk belajar di Polbangtan Yogyakarta Magelang. Gunawan menyampaikan dilakukannya tes wawancara sebelum peserta lulus ujian ini bertujuan untuk mengali minat calon mahasiswa baru yang memiliki komitmen di bidang pertanian.

"Kita ingin mendapatkan SDM yang tepat, bukan sekadar calon mahasiswa yang pintar, yang dimaksud tepat adalah calon mahasiswa baru tersebut pintar itu bagus  tetapi harus mempunyai jiwa dan semangat berwirausaha pertanian sehingga menjadi pengusaha di bidang pertanian,” ujarnya, dalam siaran pers.

Ia juga mengatakan bahwa Kementerian Pertanian membutuhkan mahasiswa cerdas dan memiliki komitmen kuat dibidang pertanian. Diharapkan mahasiswa juga harus mau terjun dalam usaha pertanian menjadi sosioagripreuner.

"Jangan sampai setelah dididik selama empat tahun tetapi tidak bisa/mau kerja di lapangan atau tidak mau kerja di pertanian," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement