Jumat 06 Jul 2018 09:20 WIB

ITS Buka Bidang Studi Baru Supply Chain

Program itu untuk mengisi kekurangan tenaga profesional bidang logistik

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Kampus ITS
Kampus ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan program baru yaitu Program Magister Manajemen Teknologi (MMT) dengan bidang keahlian Supply Chain Management. Kepala Departemen Manajemen Teknologi ITS, I Nyoman Pujawan Hermana mengungkapkan, diluncurkannya program baru tersebut sebagai respon atas kebutuhan dunia bisnis yang semakin tinggi.

Nyoman menjelaskan, pembukaan bidang studi baru ini bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga profesional pada bidang logistik dan supply chain. Itu tak lain karena menurutnya, perubahan teknologi yang terjadi dewasa ini juga merambah pada model bisnis dan konfigusasi pihak-pihak yang terlibat.

Hal-hal seperti transaksi digital, penggunaan robot cerdas, aplikasi cloud, printer tiga dimensi, dan berbagai perangkat yang berbasis kecerdasan tentu menyebabkan berubahnya keahlian manusia yang dibutuhkan. “Oleh karena itu kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan kerja saat ini dan masa mendatang,” kata Nyiman di Surabaya, Jumat (6/7).

Guru besar bidang Supply Chain ITS tersebut menambahkan, skill sets baru sangat dibutuhkan di dunia kerja. Maka, bidang keahlian supply chain ITS ini diyakininya akan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dalam pengelolaan aliran barang dan aliran informasi.

“Model konvensional dengan perkembangan teknologi saat ini sudah tidak relevan lagi,” ujar dosen Departemen Teknik Industri tersebut.

Nyoman mengaku, pembukaan bidang studi ini termasuk terlambat di ITS, karena sebelumnya ITS sudah memiliki enam orang dosen yang ahli dalam bidang supply chain. Untuk mengimbangi keterlambatan tersebut, Nyoman menjelaskan saat ini tengah diusahakan agar bidang studi ini bisa berkembang pesat.

“Saat ini sedang diupayakan kerja sama program double degreee dengan Chongqing University China, student exchange dan permintaan tenaga pengajar dari kampus luar negeri,” kata Nyoman.

Rektor ITS Joni Hermana yang meresmikan program baru tersebut mengatakan, adanya bidang studi baru terkait supply chain di ITS ini sangat relevan dalam menjawab tantangan logistik di Indonesia. Apalagi kondisi geografis Indonesia kerap kali menjadi masalah dalam disparitas harga, oleh karena itu perbaikan dalam hal logistik sangat diperlukan.

“Dengan adanya bidang keahlian baru ini harapannya bisa membantu negara Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan logisitik,” ujar Joni.

Joni menambahkan, pemahaman logistik dan supply chain ini akan sangat membantu dalam mengantisipasi disruptif teknologi yang mampu mengubah wajah ekonomi, sosial, dan finansial di Indonesia. Harapannya, kurikulum yang disusun untuk bidang studi ini bisa lebih adaptif dalam perkembangan jaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement