Jumat 29 Jun 2018 01:16 WIB

Cegah Radikalisme, Dosen dan Mahasiswa Mulai Didata

Tugas utama perguruan tinggi adalah menciptakan kader intelektual masa depan.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memberikan sambutan dalam acara peresmian kapal penangkap cumi dan kapal cepat di Jakarta, Sabtu, (7/4).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memberikan sambutan dalam acara peresmian kapal penangkap cumi dan kapal cepat di Jakarta, Sabtu, (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pihak kampus mulai melakukan pendataan dosen dan mahasiswa. Pendataan ini sebagai bagian dari upaya mencegah radikalisme di lingkungan kampus.

"Sekarang pihak kampus mulai melakukan pendataan terhadap dosen dan mahasiswa," ujar Menristekdikti usai pelantikan sejumlah rektor perguruan tinggi negeri (PTN) di Jakarta, Kamis (28/6).

Nasir menambahkan, tugas utama perguruan tinggi adalah menciptakan kader intelektual masa depan. Tujuannya, untuk meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di era Revolusi Industri 4.0, dan menjaga kesatuan bangsa dengan tidak menjadi perguruan tinggi tidak menjadi provokator, pencetak kabar bohong dan menciptakan permusuhan bahkan radikalisme.

"Jangan sampai di lingkungan kampus terjadi saling menghujat, saling menghina, bahkan sumber radikalisme. Kampus harus dibangun dengan baik untuk bersaing di kelas dunia. Sekarang sudah bagus, ranking universitas kita sudah banyak yang naik, jumlah publikasi meningkat," kata dia.

Nasir berharap pimpinan perguruan tinggi yang baru dapat segera bekerja dan menentukan langkah strategis serta terukur untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi masing-masing. Menteri Nasir juga berharap pimpinan perguruan tinggi yang baru dapat segera bekerja dan menentukan langkah strategis serta terukur untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi masing-masing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement