Senin 25 Jun 2018 08:30 WIB

Kampus Indonesia Belum Fokus pada World Class University

PTN dinilai terus menambah jumlah mahasiswa sehingga tak fokus pada kualitas.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Kampus UGM Yogyakarta.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Budi Djatmiko menyebut, selama ini perguruan tinggi di Indonesia belum fokus pada world class university. Sehingga wajar jika dari hasil pemeringkatan QS World University Rangking 2018, kampus Indonesia belum menjadi kampus terbaik bahkan tidak masuk rangking lima besar di Asia Tenggara.

Menurut dia, jika saja beberapa PTN selama ini di fokuskan pada world class university, maka dipastikan bisa menembus rangking lima besar. Yang mana proses akademiknya dikonsentrasikan pada enam indikator pemeringkatan tersebut. Seperti, reputasi akademik, reputasi lulusan, rasio fakultas dan mahasiswa, kutipan jurnal ilmiah, fakultas internasional, dan mahasiswa internasional.

"Jadi memang ke depan, PTN khususnya yang dibiaya negara harus lebih fokus untuk memenuhi standar-standar penilaian QS World University Rangking atau pun World Classical University," ungkap Budi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (24/6).

Kendati begitu, menurut Budi, keinginan untuk menempati rangking lima besar bisa dipercepat. Salah satu caranya, yakni PTN harus dengan membatasi jumlah mahasiswa.

Selain bisa fokus pada world class university, kata Budi, pembatasan mahasiswa juga akan berdampak baik bagi keberlangsungan perguruan tinggi swasta.

"Tanggal 29 November 2017 lalu saya sudah meminta kepada Presiden Jokowi untuk hal tersebut dan beliau setuju di depan menristekdikti dan 1.000 pimpinan PTS di Jakarta agar PTN mengurangi jumlah mahasiswa, lebih fokus pada kualitas. Tetapi kenyataannya PTN terus menambah mahasiswa sehingga tidak fokus pada kualitas ya efeknya sulit masuk rangking world class university," jelas Budi.

Sementara itu, dia juga mengapresiasi, adanya perguruan tinggi swasta yaitu universitas Bina Nusantara (Binus) yang masuk pada peringkat ke-46 di Asia Tenggara. Hal tersebut menurut dia sangat luar biasa, karena Binus sudah mampu menghasilkan sumber daya yang luar biasa hebat.

Sebelumnya, Menurut QS World University Rangking 2018, National University of Singapore berada di peringkat pertama di Asia Tenggara. Lalu peringkat kedua masih dari Singapore yakni Nanyang Technological University (NTU). Sedangkan peringkat ketiga diraih oleh University of Malaya.

Sedangkan Indonesia, yang diwakili Universitas Indonesia (UI) berada diurutan kesembilan. Lalu Institut Teknologi Bandung (ITB) peringatan ke-11 dan, Universitas Gadjah Mada harus puas diperingkat ke-14 di Asia Tenggara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement