Senin 25 Jun 2018 00:45 WIB

Presiden Swiss Bela Selebrasi Gol 'Politis' Shaqiri-Xhaka

FIFA menyoal selebrasi Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka saat Swiss kalahkan Serbia.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Andri Saubani
Kolase foto selebrasi gol dua pemain timnas Swiss, Xherdan Shaqiri (kanan) dan Granit Xhaka.
Foto: EPA/Laurent Gillieron
Kolase foto selebrasi gol dua pemain timnas Swiss, Xherdan Shaqiri (kanan) dan Granit Xhaka.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Komite Disiplin FIFA tengah melakukan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran terhadap dua pemain Swiss, Xherdan Shaqiri dan Granit Xhaka, saat Swiss membungkam Serbia 2-1 di laga kedua babak penyisihan Grup E, Jumat (22/6) waktu setempat. Penyelidikan ini terkait dengan selebrasi gol Xhaka dan Shaqiri, yang dianggap mengandung muatan politis.

Usai mencetak gol, baik Xhaka dan Shaqiri, membentuk tangannya menyerupai burung garuda berkepala ganda. Tanda ini merupakan simbol nasionalime etnis Albania dan terpasang di bendera Albania.

Gesture itu dianggap memiliki pesan politis lantaran dinilai mendukung kemerdekaan Kosovo, yang dihuni mayoritas etnis Albania. Meski begitu, tetap ada dukungan terhadap apa yang dilakukan Xhaka dan Shaqiri.

Menteri Olahraga dan Pertahanan Sipil Swiss, Guy Parmelin, menilai, selebrasi yang dilakukan Xhaka dan Shaqiri tidak terlepas dari luapan ekspresi dan emosional dari sebuah laga di Piala Dunia. ''Siapa saja yang pernah merasakan bermain di laga Piala Dunia, terlebih dengan adanya atmosfer pertandingan, tentu akan mengerti perasaan emosional yang dirasakan para pemain,'' kata Guy kepada Neue Zurcher Zeitung (NZZ), seperti dikutip Reuters, Ahad (24/6).

Dukungan serupa juga diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Swiss, Ignazio Cassis. Menurutnya, selebrasi Xhaka dan Shaqiri merupakan bentuk ekpresi, ungkapan, dan penghormatan terhadap asal usul mereka.

Xhaka dan Shaqiri diketahui merupakan keturunan Albania. Keluarga mereka hijrah dari Kosovo ke Swiss untuk menghindari perang. ''Saya tidak memiliki keraguan sedikitpun, ada perasaan patriotik dan emosional untuk negara yang Anda bela di tim nasional, tanpa melupakan akar ataupun darimana Anda berasal,'' ujarnya.

Berdasarkan ketentuan Komite Disiplin FIFA, pemain yang terbukti melanggar disiplin, terutama memprovokasi dan menampilkan pesan-pesan politis, terancam dihukum larangan bertanding selama dua laga. Federasi Sepak Bola Swiss pun berharap, dua pemain andalan timnas Swiss itu bisa terhindar dari sanksi tersebut.

Maklum, Swiss masih membutuhkan tenaga mereka di laga terakhir Grup E, kontra Kosta Rika, untuk bisa memastikan langkah ke babak 16 besar. ''Jika mereka terkena sanksi larangan bertanding, maka hal itu akan menjadi pukulan yang besar buat timnas Swiss,'' kata Presiden Federasi Sepak Bola Swiss, Peter Gillieron.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement