Jumat 22 Jun 2018 02:38 WIB

Mahasiswa IPB Buat Masker dari Tempurung Kelapa

Masker anti-polutan atau mantan memiliki karbon yang menyerap debu.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Nur Aini
Pemakai masker, ilustrasi
Foto: Antara/FB Anggoro
Pemakai masker, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) membuat inovasi bertajuk Mantan: Masker Anti-Polutan Berbasis Nanokarbon Teraktivasi dari Limbah Tempurung Kelapa (Cocos nuciferus). Terobosan tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk menghindari paparan polutan udara yang mampu membuat tekstur wajah tampak kusam.

Tiga mahasiswa tersebut adalah Avia Sefrianti Hidayat, Anisa Tsalsabila dan Dwi Riah Sari. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-PE) di bawah bimbingan Dr. Akhiruddin Maddu, mereka memanfaatkan tempurung kelapa untuk membuat Mantan.

Jumlah tempurung kelapa yang banyak dan susah diuraikan mikroorganisme memiliki potensi sebagai arang aktif untuk menyerap debu atau partikel-partikel sejenis. "Masker yang biasa kita gunakan sekarang ini belum mampu bekerja sebagai media pengurang dampak buruk udara. Partikel yang kecil saja masih belum bisa terfilter. Dari situlah kami mencoba menggagas masker dari tempurung kelapa," kata Avia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (21/6).

Keunggulan Mantan dibanding masker yang lain adalah mempunyai banyak pori dan ada karbon teraktivasinya sehingga kemampuan menyerapnya lebih tinggi. Di samping itu, Mantan tersebut cocok digunakan di semua kulit dan tidak akan menyebabkan iritasi.

Dwi menjelaskan, masker Mantan terbuat dari kain yang dipadukan bersama busa dan karbon aktifnya kemudian dilapisi kain lagi. "Tampilannya pun seperti masker pada umumnya. Hanya saja, di busanya itu telah ditambahkan nanokarbon yang telah diaktivasi, jadi tidak berbahaya untuk kesehatan," tuturnya.

Sampai saat ini, Mantan telah sampai pada tahap pembuatan produk dan karakterisasinya. Dalam waktu dekat akan dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai daya serap karbondioksida dan karbonmonoksida menggunakan alat uji. Avia, Anisa, dan Dwi menargetkan mahasiswa IPB sebagai target uji awal.

Annisa berharap, nantinya Mantan dapat digunakan secara massal atas keunggulannya yang dapat menyerap banyak polutan. Selain itu, secara ekonomi, ada potensi kerja sama dengan pihak lain untuk memproduksi dalam skala besar.

"Kalau masker ini nanti berhasil, harapannya bisa digunakan secara massal oleh masyarakat dan bisa beralih ke Mantan karena lebih aman dibanding yang sudah ada. Ke depannya juga harapannya dapat bekerja sama dengan industri-industri di bidang kosmetik agar terproduksi dalam skala besar dan mungkin juga akan kami patenkan," ucap Annisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement