Selasa 19 Jun 2018 06:35 WIB

Kereta Bawah Tanah Moskow Terkadang Bikin Panik

Jarak tempuh yang jauh memang bisa terasa lebih dekat dengan menaiki metro.

Rep: Citra Listyarini/ Red: Endro Yuwanto
Metro atau kereta bawah tanah di Rusia, Moskow.
Foto: Republika/Citra Listyarini
Metro atau kereta bawah tanah di Rusia, Moskow.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW  --  Metro atau kereta bawah tanah merupakan sarana transportasi sehari-hari warga Kota Moskow, Rusia. Metro membawa penumpangnya sampai dari satu stasiun ke stasiun lain dengan kecepatan rata-rata 39,54 km per jam.

Stasiun metro di Moskow gampang sekali dijumpai. Ini mengingat terdapat 12 lini dan 196 stasiun Metro di Moskow. Ada lini berwarna merah, hijau, abu-abu, kuning, coklat, biru, sampai merah muda.

Anda tinggal memilih mau berangkat dan berhenti di stasiun metro yang mana. Keberadaan metro memang sangat membantu siapa pun yang menggunakannya untuk bermobilisasi.

Apalagi cukup mengeluarkan 55 rubel setiap perjalanan, Anda sudah bisa duduk dengan nyaman. Harga yang jauh lebih murah jika Anda naik taksi.

Anda hanya perlu menghabiskan waktu 14 menit untuk bergerak dari stasiun ke satu sampai stasiun keenam.

photo
photo
Kereta Bawah Tanah di Rusia
Jarak tempuh yang jauh memang bisa terasa lebih dekat dengan menaiki metro. Jadi, jangan heran kalau banyak orang yang nyaman menggunakan metro di Moskow. Namun, terkadang metro di Moskow membuat para penumpangnya galau.

Tidak terkecuali saya. Kenapa bikin galau? Lantaran terkadang metro berhenti tiba-tiba saat perjalanan menuju stasiun.

Kali pertama, saya merasa takut dan panik. Wajar saja karena saya sedang berada di bawah tanah Kota Moskow.

Saya lihat penumpang lain ada yang wajahnya panik, tapi sisanya tanpa ekspresi alias biasa-biasa saja. Tidak sampai semenit metro kembali bergerak menuju stasiun tujuan.

Saya merasa lega sekali. Ternyata itu bukan satu-satunya pengalaman saya berada dalam metro yang berhenti sejenak. Mungkin sudah lima kali saya menaiki metro yang tiba-tiba berhenti.

Karena bukan kali pertama, saya pun mulai cuek seperti para penumpang kebanyakan. Tingkat kepanikan saya sudah berkurang. Namun, rasa khawatir terjebak dalam metro bawah tanah tetap menghantui.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement