Selasa 12 Jun 2018 19:22 WIB

Cabor Berkuda akan Sulit Bersaing di Asian Games 2018

Atlet berkuda seharusnya sudah mulai berlatih agar tidak mengalami demam panggung.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Endro Yuwanto
Cabang olahraga berkuda nomor lompat rintangan. (ilustrasi)
Foto: www.freewebs.com
Cabang olahraga berkuda nomor lompat rintangan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Cabang olahraga (cabor) berkuda Indonesia di Asian Games 2018 sulit bersaing meski bertindak sebagai tuan rumah. Sebab, terdapat beberapa permasalahan di antaranya, kualitas kuda, finansial, dan pembenahan arena berkuda di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur.

Ketua Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) DKI Jakarta Alex Asmasoebrata mengatakan, beberapa masalah seperti kualitas kuda, kondisi arena berkuda, dan masalah finansial menjadi hambatan cabor berkuda Indonesia di Asian Games 2018.

"Mereka (peserta luar) datang ke sini bawa kuda seharga Rp 10 miliar ke atas. Kita punya kuda Rp 2 miliar. Kemungkinan menang akan sulit," ujar Alex di Lembang, Bandung Barat, Selasa (12/6).

Alex mengatakan, arena berkuda di Pulo Mas belum bisa dipakai sehingga atlet-atlet Indonesia terpaksa latihan sampai ke Jerman. Padahal, seharusnya atlet berkuda sudah mulai latihan agar tidak mengalami demam panggung. "Atlet berkuda kita bisa bersaing dengan negara lain. Masalahnya cuma di kuda," ujarnya.

Alex melanjutkan, kemampuan atlet tergantung kudanya, jika kemampuan atlet 40 persen dan 60 kuda persen, atletnya bisa terangkat. Namun, jika kemampuan atlet 60 persen, sedangkan kudanya 40 persen, maka akan sulit. "Kita cuma nunggu muntahan, paling hanya dengan doa kita bisa menang," jelasnya.

Kontingen Indonesia, lanjut Alex, diminta tidak dipasang target muluk mendapat medali dari cabang berkuda. "Dengan segala kekurangan yang ada, bisa menduduki peringkat 10 besar sudah prestasi yang bagus bagi kontingen Indonesia."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement