Ahad 10 Jun 2018 15:57 WIB

Kekuatan Maroko di Piala Dunia 2018

Maroko manfaatkan pemain kelahiran pemain keturunan di luar negeri

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Hazliansyah
Para pemain Maroko merayakan gol ke gawang Estonia.
Foto: EPA-EFE/VALDA KALNINA
Para pemain Maroko merayakan gol ke gawang Estonia.

REPUBLIKA.CO.ID,TALLINN -- Maroko berhasil menang 3-1 atas tuan rumah Estonia, di A Le Coq Arena, Tallinn, Estonia, Sabtu (9/6) waktu setempat. Kemenangan ini menambah rekor impresif tim berjuluk Singa Atlas tersebut.

Medhi Benatia dan kawan-kawan tidak pernah kalah di laga-laga internasional sejak Agustus 2017, termasuk saat bekiprah di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika.

Salah satu kunci kekuatan Maroko adalah bagaimana negara ''memanfaatkan'' penyebaran talenta-talenta sepak bola mereka yang ada di luar negeri. Jika menilik skuat Maroko di Piala Dunia 1998, Piala Dunia terakhir mereka, maka hanya ada dua pemain yang lahir di luar Maroko.

Sementara pada skuat di Piala Dunia 2018, dari 23 pemain skuat Maroko, 17 diantaranya merupakan pemain yang lahir di luar Maroko.

Para pemain-pemain tersebut kebanyakan lahir di Belanda dan Prancis. Bakat-bakat sepak bola mereka terasah di negara-negara tersebut dan menimba ilmu serta memperkuat klub-klub profesional di sana. Meski di level junior mereka sempat memperkuat timnas negara tempat mereka lahir, tapi para pemain tersebut akhirnya memililh memperkuat Maroko di level timnas.

Sebagai contoh, Hakim Ziyech. Gelandang serang berusia 25 tahun ini lahir di Dronten, Belanda, namun memiliki kewarganegaraan Maroko. Bergabung bersama akademi sepak bola Heerenven, Ziyech hijrah ke Ajax pada 2016. Prestasi terbaiknya adalah mengantarkan Ajax ke partai puncak Liga Europa. Pada musim lalu, Ziyech pun mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik di Liga Belanda.

Tantangan untuk menyatukan pemain-pemain ''impor'' ini pun disadari oleh pelatih Herve Renard. ''Kami menjelaskan kepada mereka, yang terpenting adalah semangat tim. Untuk mencapai kesuksesan di sepak bola, tidak penting Anda berasal dari mana, asalkan Anda memiliki semangat tim,'' ujar Herve dalam sebuah kesempatan wawancara dengan New York Times.

Selain Ziyech, Maroko juga memiliki pilar-pilar penting dalam tubuh timnya. Di jantung pertahanan, pemain bertahan Juventus, Mehdi Benatia, menjadi andalan sekaligus kapten tim. Sementara di lini tengah, Ziyech diharapkan bisa memberikan sentuhan kreativitas bagi serangan Maroko. Untuk memaksimalkan kinerjanya, Ziyech kerap disandingkan dengan Younes Belhanda.

Maroko pun kini siap menjalani petualangannya di Piala Dunia 2018. Maroko akan melakoni laga pertama Grup B, kontra Iran, 15 Juni mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement