Sabtu 02 Jun 2018 00:15 WIB

Perjokian Seleksi Masuk Unjani Berhasil Diungkap

Beberapa pelaku yang menjadi joki merupakan mahasiswa Unjani semester dua.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Achmad Yani (UNJANI) / Ilustrasi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jendral Achmad Yani (UNJANI) / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  CIMAHI- Perjokian dalam seleksi masuk calon mahasiswa ke Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) berhasil diungkap oleh pihak kampus pada 6 Mei lalu. Beberapa pelaku yang menjadi joki merupakan mahasiswa Unjani semester dua. Mereka mematok tarif ke calon mahasiswa sebesar Rp 200-250 juta.

Dalam praktiknya, para joki menggunakan peralatan canggih yaitu pulpen berkamera, HP dan earphone. Praktik perjokian berhasil diungkap setelah pengawas curiga terhadap pelaku yang tengah mengisi soal yang diduga melakukan kecurangan.

Rektor Unjani, Mayjen TNI Witjaksono mengatakan kasus perjokian berhasil terungkap 6 Mei lalu saat seleksi masuk Fakultas Kedokteran. Dengan pelaku mahasiswa Unjani semester dua. Saat ini, barang bukti alat-alat yang digunakan sudah diserahkan ke kepolisian.

"Awalnya pengawas curiga kepada mereka (pelaku) yang mengerjakan soal. Saat diperiksa mereka menggunakan peralatan elektronik untuk bertukar soal dan jawaban," ujarnya.

Menurutnya, Fakultas Kedokteran merupakan jurusan favorit yang diminati calon mahasiswa. Pada penerimaan mahasiswa kali ini saja, terdapat 2500 calon mahasiswa yang mendaftar ke Kedokteran Unjani sementara yang diterima hanya 150 orang.

"Disinyalir karena favorit sehingga ada perjokian. Orang berani membayar mahal agar bisa diterima," ungkapnya. Ia menuturkan, mereka yang terbukti melakukan kecurangan langsung dicoret dalam proses seleksi.

Sekretaris Rektor, Brigjen TNI Dedi Hernadi mengungkapkan praktik perjokian berhasil diungkap saat seleksi yang dilaksanakan di Gedung Psikologi ruang 6, 5, dan 12. Modus yang dilakukan oleh pelaku denyan memfoto soal kemudian dikirimkan ke kelompoknya untuk dikerjakan dan mencari jawabannya.

Kemudian, menurutnya setelah 30 menit, jawaban dikirim oleh teman pelaku melalui telepon genggam atau langsung ditelepon. Dengan pelaku yang menggunakan earphone. Katanya, pelaku perjokian mencari mangsa saat calon mahasiswa melakukan registrasi pendaftaran.

"Mereka menjamin bisa meluluskan dengan meminta bayaran Rp 200 juta-Rp 250 juta. Korban diminta Rp 5 juta sebagai DP jika setuju," katanya.

Pihaknya saat ini masih terus menyelidiki jaringan perjokian tersebut menggandeng Polres Cimahi. Beberapa yang masih dicari berinisial R, A, N, S, W, SB, Y, H, dan T yang memiliki peran sebagai bos fan koordinator lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement