Kamis 31 May 2018 12:53 WIB

Lahirnya Hotel Indonesia dan Asian Games 1962

Asian Games 1962 dan 2018 merajut persatuan bangsa.

Hotel Indonesia saat pembangunan.
Foto: Wikipedia
Hotel Indonesia saat pembangunan.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dewan Komisaris PT Hotel Indonesia Natour (HIN) Michael Umbas menegaskan bahwa jajaran PT HIN (Persero) mendukung penuh ajang olahraga yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali, Asian Games XVII. Pesta olahraga terbesar Asia itu digelar di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus–2 September 2018.

Bentuk nyata dukungan perusahaan pelat merah ini adalah kesiapan melayani peserta dan tamu Asian Games di Jakarta dan Palembang. HIN mengedepankan aspek keamanan dan kenyamanan bagi peserta agar selama event Asian Games berlangsung mereka bisa berlaga dengan baik.

Melalui siaran pernya kepada Republika.co.id, Kamis (31/5), Michael mengatakan sejarah lahirnya Hotel Indonesia yang dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat, Abel Sorensen, dan istrinya, Wendy, tidak lepas dari gelaran Asian Games pada 1962. Diresmikan Presiden Sukarno, Hotel Indonesia mempunyai slogan A Dramatic Symbol of Free Nations Working Together.

"Karena itu, event besar yang terjadi pada era Presiden Sukarno di tahun 1962 dan kini pada era Presiden Joko Widodo di tahun 2018 merupakan peristiwa besar dalam rangka merajut persatuan dan kesatuan bangsa," kata Michael yang mengatakan hal tersebut setelah diskusi bertajuk "Ikon Infrastruktur Asian Games di Era Jokowi", di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (30/5).

"Dengan mengedepankan kepribadian bangsa Indonesia, Hotel Indonesia diresmikan Presiden Sukarno dalam rangka menyambut Asian Games IV Tahun 1962, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 1962," kata Michael menambahkan.

photo
Para pembicara diskusi bertajuk 'Ikon Infrastruktur Asian Games di Era Jokowi' di Gedung Bina Graha Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (30/5).

Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo mengungkapkan, selain pentas olahraga, pada Asian Games juga berlangsung berbagai peristiwa budaya dan teknologi. Yakni, pada atraksi pembukaan dan penutupan serta pada proses pembangunan infrastruktur venue.

Spirit Asian Games IV 1962 yang dibuat Bung Karno saat republik baru berusia 17 tahun, kata dia, mengandung arti bahwa Asian Games bukan sekadar pertandingan olahraga, melainkan juga upaya memperkokoh ruang kebangsaan. Asian Games mencerminkan perjuangan, yaitu memperkokoh persatuan nasional dan memupuk jiwa gotong royong serta menjadi forum solidaritas internasional, dengan membentuk persahabatan dan perdamaian dunia.

"Asian Games melahirkan manusia Indonesia baru yang berani melihat dunia dengan mata terbuka, secara fisik tegas, tapi juga kuat secara mental," kata Eko.

Dirjen Cipta Karya Kemen PUPR Sri Hartoyo menjelaskan kesiapan venue dan non-venue Asian Games yang sudah mencapai 90 persen. Untuk Jakarta, 25 venue sudah selesai, sedangkan delapan venue dalam proses penyelesaian. Di Sumsel, 11 venue sudah selesai dan, sedangkan masih dua berlangsung. Secara keseluruhan hingga pertengahan Mei, pekerjaan telah selesai 95% dan akan selesai seluruhnya pada akhir Juni 2018.

Sementara itu, di Jawa Barat ada 10 venue yang masih dikerjakan karena keputusan pekerjaannya baru akhir tahun lalu. Di antaranya Stadion Jalak Harupat (Bandung), Stadion Patriot (Bekasi), Stadion Pakansari (Bogor), Stadion Wibawa Mukti (Cikarang), Lapangan Sabuga ITB, venue kano di Majalengka, serta paralayang di Pasir Sumbul, Puncak.

"Seluruh venue yang sedang dalam pengerjaan akan selesai akhir Juni ini," kata Sri Hartoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement