Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Mahyudin: Jihad Sekarang Adalah Memberantas Kemiskinan

Ahad 20 May 2018 21:48 WIB

Red: Friska Yolanda

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Wakil Ketua MPR Mahyudin

Foto: Dok MPR RI
Menyelesaikan masalah kesenjangan, menurutnya merupakan amanah konstitusi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin tengah melakukan sosialisasi empat pilar di Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia berbagi cerita dan memberikan pengarahan terkait nasionalisme.

Saat menjadi pembicara di Masjid Al Munawar, Balikpapan, Mahyudin berbicara tentang jihad. Menurutnya, jihad dapat dilakukan dengan berbagi harta.

"Bila tetanggamu tak punya beras, beri dia beras," ujar Mahyudin, Ahad (20/5).

Jihad dengan berbagi harta menurut Mahyudin tepat dilakukan di Indonesia sebab diakui masih ada rakyat yang belum menikmati dampak pembangunan. Disebutnya ada masyarakat yang belum menikmati listrik, pendidikan yang berkualitas, dan jaminan kesehatan yang memadai.

"Ada orang yang tak mampu berobat sehingga meninggal dunia," ucapnya.

Pria asal Kalimantan Timur itu menyebut disparitas pembangunan terjadi di Jawa dan luar Jawa. Disparitas yang ada salah satunya dalam dunia pendidikan. "Pendidikan di Jawa sangat berkualitas sementara di luar Jawa masih ketinggalan," ungkapnya.

Hal-hal demikianlah yang menurut Mahyudin perlu diselesaikan. Menyelesaikan masalah kesenjangan, menurutnya merupakan amanah konstitusi. Negara harus bisa menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Dalam silaturahmi dan sosialisasi empat pilar itu, Mahyudin mengakui sebenarnya bangsa Indonesia memiliki jiwa gotong royong tapi sifat yang demikian mulai terkikis. "Sekarang tumbuh budaya individualis, tak peduli pada yang lain," paparnya.

Mantan Bupati Kutai Timur itu menyebut hal demikian bisa terjadi karena budaya global. Untuk itulah dirinya mengatakan MPR melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Tugas ini merupakan perintah UU MD3," ujarnya.

Dalam soal Pancasila, dirinya ingat pada masa Orde Baru ada Penataran P4 dan pelajaran PMP. "PMP mengajarkan kita tentang toleransi, tertib, dan saling menghormati," paparnya.

Sayangnya, pada saat bersamaan, pemerintah menggunakan Pancasila untuk kepentingan politik. Akibat yang demikian membuat Penataran P4, BP7, PMP, dan semua hal yang terkait Pancasila dibubarkan.

Seiring perjalanan waktu, rupanya rakyat menginginkan penguatan Pancasila. "Untuk itulah MPR melakukan sosialiasi Empat Pilar," tegasnya. Tentu dengan metoda yang berbeda dengan masa lalu.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler