Jumat 18 May 2018 22:06 WIB

Kemenpora Tekankan Pengetatan Pengamanan Asian Games

Ada beberapa titik yang fokus ditingkatkan pengamanannya

Pelaksanaan Apel Gelar Pasukan dalam rangka kesiapan Pengamanan Test Event Asian Games 2018, yang akan diselenggarakan di Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2018 sampai dengan 2 September 2018 di dua tempat yakni Jakarta dan Palembang.
Foto: dok. Humas Polda Metro Jaya
Pelaksanaan Apel Gelar Pasukan dalam rangka kesiapan Pengamanan Test Event Asian Games 2018, yang akan diselenggarakan di Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2018 sampai dengan 2 September 2018 di dua tempat yakni Jakarta dan Palembang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kembali menekankan pengamanan ketat pada Asian Games 2018. Pengamanan dilakukan guna mengantisipasi segala bentuk ancaman dan serangan teroris yang bisa mengganggu pelaksanaan sejumlah kompetisi selama Asian Games 2018 berlangsung.

"Ada beberapa titik yang kami fokuskan untuk ditingkatkan pengamanannya," ujar Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S Dewa Broto di Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, penguatan pengamanan itu di antaranya dilakukan di Bandara Soekarno Hatta, Banten, saat para atlet tiba dari negara masing-masing.

Ada pula, pengetatan keamanan disiapkan di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, yang akan digunakan untuk akomodasi para delegasi acara olahraga bergengsi di tingkat Asia, pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu.

Gatot menambahkan bahwa penyiagaan aparat keamanan juga bakal dilakukan di sejumlah "venue" olahraga yang berada di Jakarta, Palembang, maupun Jawa Barat.

Selanjutnya, penjagaan juga akan diperketat pada acara pembukaan serta penutupan Asian Games ke-18 itu, ujar dia.

"Bisa saja ring satu saat pembukaan dan penutupan sulit dimasuki teroris, tapi misalnya mereka kemudian meledakkan sesuatu di ring dua atau ring tiga, ini kan pasti terjadi kepanikan," kata Gatot.

Gatot menekankan bahwa tidak akan menyepelekan urusan keamanan.

"Karena mereka (teroris) bisa saja berniat mengganggu dan menciptakan kekacauan, misalnya kehendak untuk memperlihatkan ke dunia kalau ternyata ada ledakan di Indonesia," tutur dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement