Jumat 18 May 2018 11:22 WIB

UAD Ingin Tekan Biaya Kuliah

seluruh lembaga usaha didesain dengan konsep knowledge-based economy

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kampus swasta identik dengan biaya kuliah yang relatif lebih tinggi dari universitas negeri. Demi menepis stigma itu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pun terus melakukan berbagai strategi untuk dapat menekan biaya kuliah namun tanpa mengabaikan kualitas.

Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan, umumnya memang universitas swasta mengandalkan pendapatan dari biaya perkuliahan. "Kita telah memulai melakukan upaya pergeseran dengan tak hanya mengandalkan pendapatan dari biaya perkuliahan. Hal itu diwujudkan melalui pembentukan lembaga usaha," ujar Kasiyarno kepada Republika, saat dijumpai di ruang kerjanya pada Senin (14/5).

Harapannya, saat seluruh lembaga usaha itu telah menghasilkan pendapatan yang cukup baik, maka pendapatan itu dapat digunakan untuk memberikan subsidi pada biaya perkuliahan. Sehingga, lanjut dia, biaya perkuliahan yang harus dibayar oleh mahasiswa pun dapat ditekan.

Tak hanya itu, UAD mendirikan lembaga usaha juga dimaksudkan untuk dapat memberi wadah lapangan kerja bagi para alumni dan mahasiswa magang yang membutuhkan tempat kerja praktek.

Menurutnya, saat ini UAD telah memiliki lima lembaga usaha yakni apotek, rumah sakit, Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan Laboratorium Kalibrasi dan Uji (LKU). Selain itu, UAD juga tengah menginisiasi pengolahan limbah rumah sakit dan telah melakukan pembelian lahan di Piyungan, Bantul.

Ia menekankan, seluruh lembaga usaha yang dikembangkan didesain dengan konsep knowledge-based economy. Artinya, seluruh lembaga usaha yang dikembangkan tak terlepas dari disiplin ilmu yang terdapat di UAD. Contohnya adalah lembaga usaha LKU yang berkaitan erat dengan Program Studi (Prodi) Fisika yang mempelajari tentang indikator dalam setiap proses kalibrasi dan pengujian peralatan tertentu.

"Dari semua lembaga usaha yang sudah ada, hingga saat ini, lembaga usaha yang memiliki kontribusi pendapatan terbesar adalah LKU dan SPBU," ucapnya. Ia optimistis, pengolahan limbah rumah sakit yang tengah dikembangkan juga memiliki potensi kontribusi pendapatan yang menjanjikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement