Selasa 08 May 2018 01:55 WIB

Mendikbud: Pelajaran Matematika Masih Dianggap Menakutkan

Mendikbud menilai matematika adalah mata pelajaran yang sangat penting.

Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Foto: Mendikbud
Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menilai, perlu adanya alternatif metode pembelajaran matematika. Sebab menurutnya, mata pelajaran matematikan hingga saat ini masih dianggap susah dan menakutkan bagi siswa.

"Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat penting tapi sayang masih dianggap menakutkan. Merujuk kepada hasil PISA (Programme for International Student Assessment) terakhir di tahun 2015," ujarnya dalam pelatihan pemanfaatan kalkulator ilmiah dalam mendukung pelajaran, Senin (7/5).

Oleh karena itu, Mendikbud menilai penting mengembangkan metode yang menyenangkan dalam mempelajari matematika. "Saya percaya jika semakin banyak orang yang turut terlibat dalam program ini, untuk meningkatkan kemampuan guru matematika, saya yakin kapasitas dari hasil pembelajaran siswa Indonesia akan segera tercapai lebih baik untuk generasi selanjutnya," jelasnya.

Education Manager Casio Indonesia Mutia Meilina mengatakan, pemanfaatan kalkulator selama ini masih dianggap sebagai musuh para pengajar. Padahal, kalkulator dapat menjadi alternatif alat untuk mendukung pelajaran, utamanya matematika.

"Metode ini sudah lama menjadi metode yang diterapkan di Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Pasalnya, pendidikan berbasis STEM (Science, Technology, Engineering & Math) terbukti mampu membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis yang menjadi kebutuhan siswa Indonesia zaman now," jelasnya.

Kegiatan pelatihan pemanfaatan kalkulator ilmiah itu dihadiri oleh Mendikbud Muhadjir Effendy, Sesjend Mendikbud, Dirjen Dikdasmen, Sesdirjen Dikdasmen, Direktur PSMK. Adapun kegiatan pelatihan tersebut dihadiri 200 guru matematika dari Nusa Tenggara Barat, sebagai rangkaian acara puncak peringatan Hardiknas 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement