Senin 07 May 2018 14:26 WIB

Penguatan Pendidikan Karakter Jadi Modal Revolusi Mental

Program pendidikan karakter kontekstual bisa tingkatkan kualitas bangsa

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak 2016.
Foto: Kemendikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan penguatan karakter penerus bangsa melalui gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang digulirkan sejak 2016.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Penguatan pendidikan Karakter dinilai menjadi sebuah langkah strategi untuk meningkatkan kualitas bangsa. Selain itu, penguatan pendidikan karakter juga bisa menjadi modal awal revolusi mental. Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) terus berupaya mendukung pendidikan karakter melalui program pendidikan karakter kontekstual.

Koordinator Program Pendidikan WVI Nurman Siagian mengatakan, program pendidikan karakter kontekstual telah berjalan di sekitar 17 wilayah Indonesia dengan jangkauan sebanyak 295 sekolah di seluruh Indonesia. Penerapannya, kata Nurman, disesuaikan dengan konteks budaya, lingkungan, dan agama masing-masing daerah.

"Seperti yang terjadi di Sambas, di mana kami menerapkan program sekolah hijau yang mengajarkan kepada anak-anak bagaimana mencintai lingkungan," kata Nurman kepada Republika belum lama ini.

Sementara di daerah Ngada, dia melanjutkan, pihaknya mengedepankan konteks budaya. Adapun dalam menjalankan program tersebut, kata Nurman, WVI selalu bekerja sama dan melibatkan masyarakat setempat.

"Selain itu, kami juga melibatkan anak-anak sebagai fokus pelayanan kami," jelas Nurman.

Dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mei Kemarin, Nurman menyatakan, Yayasan WVI berkomitmen akan terus menyuarakan pendidikan berkarakter kepada seluruh anak Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement