Ramai Peminat, IAIN Ternate Butuh Pengembangan Kampus

Infrastruktur kampus seperti ruang kuliah masih terbatas

Jumat , 04 May 2018, 19:56 WIB
Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily saat meninjau Kampus IAIN Ternate, di Maluku Utara.
Foto: Humas DPR
Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily saat meninjau Kampus IAIN Ternate, di Maluku Utara.

REPUBLIKA.CO.ID,TERNATE -- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, membutuhkan pengembangan kampus. Pasalnya, hingga kini tercatat 1500-an lebih calon mahasiswa yang sudah mendaftarkan diri ke IAIN Ternate. Namun kapasitas ruang belajar hanya memungkinkan menerima sekitar 1150-an mahasiswa baru.

Kendala terbatasnya ruang kuliah tersebut menjadi salah satu aspirasi yang diterima Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily saat meninjau Kampus IAIN Ternate, di Maluku Utara.

“Infrastruktur kampus berupa ruang kuliah, sarana dan prasarana pendukung di IAIN Ternate masih terbatas hingga disiasati waktu perkuliahan harus dimulai dari jam 07.00 pagi sampai jam 23.00 malam,” ungkap Ace, usai menggelar pertemuan dengan Rektor IAIN Ternate didampingi para pemangku kepentingan terkait.

Di sisi lain, politisi Partai Golkar ini menambahkan bahwa Kementerian Agama mendorong agar IAIN Ternate mampu mencapai target jumlah 5.000 mahasiswa. Namun akan sulit rasanya target tersebut tercapai jika dukungan sarana dan prasarana belum mencukupi.

“Jika dengan jumlah mahasiswa saat ini sekitar 3.800 saja, sudah penuh ruang kuliah dari jam 07.00 pagi sampai 23.00 malam. Maka untuk menampung 5.000 mahasiswa membutuhkan ruang kuliah tambahan,” jelas Ace.

Legislator asal dapil Banten ini mengatakan bahwa IAIN Ternate memiliki fungsi strategis dalam mengembangkan peradaban Islam. Termasuk mencetak cendekiawan, intelektual, pemimpin Muslim yang memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.

“Kedatangan Tim Kunker Komisi VIII DPR RI diharapkan mempermudah dan mempercepat respons dalam mencari solusi berbagai persoalan di IAIN Ternate,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Ternate Samlan Ahmad memaparkan bahwa pihaknya sudah menemukan dan menyiapkan lahan untuk pengembangan kampus 2 dan 3 IAIN Ternate seluas 5,5 hektare. Namun hingga saat ini belum memperoleh dukungan alokasi anggaran dari pemerintah pusat.

“Tahun 2017 lalu kami memperoleh anggaran Rp 25 miliar, dan berharap pada 2018 naik menjadi Rp 50-100 miliar, agar kami bisa segera mengembangkan kampus 2 dan 3,” harap Samlan.

Pihaknya sangat mengharapkan Tim Kunker Komisi VIII DPR RI bisa menjadi jembatan dalam realisasi dukungan sarana dan prasarana kampus IAIN Ternate. “Kampus kami dengan 3 Fakultas dan 1 Program Pasca Sarjana memiliki visi menjadi perguruan tinggi Islam berbasis riset dalam pengembangan masyarakat kepulauan,” papar Samlan.

Selain persoalan kapasitas ruang kuliah, terbatasnya SDM baik jumlah dosen (kuantitasnya) maupun kualitasnya juga menjadi sorotan Komisi VIII DPR RI. Dosen Doktor dan S2 baru 25  persen, Guru Besar hanya 3, sementara yang 2 sudah meninggal dan sisa satunya dikaryakan di Jakarta, menjadi faktor tambahan yang menyulitkan pengembangan kampus selama ini.

Turut serta dalam Kunker Komisi VIII DPR RI ke Maluku Utara ini antara lain Diah Pitaloka, Wenny Haryanto, Supriyanto, Siti Mufattahah, Lilis Santika, Ei Nurul Khotimah, dan Achmad Fauzan Harun.