Rabu 02 May 2018 08:52 WIB

Hardiknas, Mendikbud: Kuatkan Pendidikan, Majukan Kebudayaan

Mendikbud juga mengingatkan pentingnya peningkatan literasi.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Andri Saubani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy mengucapkan selamat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) kepada seluruh pelaku pendidikan dan kebudayaan. Peringatan Hardiknas tahun ini mengangkat tema 'Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan'.

Pada momentum peringatan Hardiknas tahun ini, Muhadjir mengajak semua pihak untuk eratkan hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. "Hal ini sebagaimana tercermin dalam ajaran, pemikiran, dan praktik pendidikan yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (2/5).

Muhadjir menambahkan, tanggal 2 Mei telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional, bertepatan dengan tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ia adalah orang tokoh pendidikan Indonesia, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara.

Oleh karena itu, ia turut mengajak seluruh pelaku pendidikan dan kebudayaan agar dapat meneladani Ki Hadjar Dewantara. "Juga, jadikan momentum peringatan Hardiknas ini untuk melakukan muhasabah, mesu budi, atau refleksi terhadap usaha-usaha yang telah kita perjuangkan di bidang pendidikan dan kebudayaan, ujar Muhadjir.

Ada tiga jalur pendidikan, yakni jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut diposisikan setara dan saling melengkapi. Masyarakat diberikan kebebasan untuk memilih jalur pendidikan, dan pemerintah memberikan perhatian besar dalam meningkatkan ketiga jalur pendidikan tersebut.

"Selanjutnya, dalam berkebudayaan, Indonesia adalah negara yang kaya raya dalam hal kebudayaan. Kita yakin bahwa kebudayaan yang maju akan membuat pendidikan kita kuat. Begitu pula sebaliknya, jika pendidikan kita subur dan rindang, akar kebudayaan akan lebih menghujam kian dalam di tanah tumpah darah Indonesia," tutur Muhadjir.

Untuk memajukan kebudayaan, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang tersebut mengamanatkan bahwa pemajuan kebudayaan memerlukan langkah strategis berupa upaya-upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Apresiasi publik terhadap keberhasilan pemerintah yang gencar membangun infrastruktur, dikatakan Muhadjir, harus disertai dengan pembangunan sumber daya manusia yang sungguh-sungguh dan terencana. Dengan membangun dan memperkuat infrastruktur, dapat menjadi sabuk pengikat pendidikan dan kebudayaan dalam ikatan keindonesiaan.

Selanjutnya, ia juga menekankan pentingnya penguatan pendidikan karakter dan literasi. Hal ini sejalan dengan revolusi karakter bangsa sebagai bagian dari program Nawacita Presiden Joko Widodo, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Penguatan pendidikan karakter tersebut telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Ia menegaskan, guru, orang tua, dan masyarakat harus dapat menjadi sumber kekuatan untuk memperbaiki kinerja dunia pendidikan dan kebudayaan dalam menumbuhkembangkan karakter dan literasi anak Indonesia.

"Tripusat pendidikan harus secara simultan menjadi lahan subur tempat persemaian nilai-nilai religius, kejujuran, kerja keras, gotong royong, dan seterusnya bagi para penerus kedaulatan dan kemajuan bangsa, kata Muhadjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement