Senin 30 Apr 2018 04:51 WIB

Ketua Ikatan Guru Indonesia Setuju Soal HOTS Ditambah

Dia memandang, soal HOTS dibutuhkan untuk menghindarkan siswa dari sekadar hapalan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Israr Itah
Pelajar saat Ujian Nasional. (ilustrasi)
Foto: Didik Suhartono/Antara
Pelajar saat Ujian Nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli mengaku setuju dengan rencana penambahan soal bernalar tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun depan. Dia memandang, soal-soal HOTS dibutuhkan untuk menghindarkan siswa dari sekadar hapalan.

"IGI amat sangat setuju. (Rencana penambahan soal bentuk HOTS) akan membuat siswa menggunakan nalar dan berpikir kritis serta memahami konsep," kata Ramli ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (29/4).

Dia mengatakan, selama ini siswa dibiasakan menggunakan cara-cara singkat seperti diajarkan lembaga bimbingan belajar (bimbel). Kendati begitu, dia meminta agar pemerintah harus lebih cepat menetapkan penggunaan HOTS agar proses belajar menghadapi UN sudah mengadopsi konsep HOTS.

"Kebiasaan orang indonesia adalah latihan atau belajar disesuaikan dengan apa yang akan dihadapi. Untuk itu, mengumumkan bahwa 2019 akan menerapkan konsep HOTS harus dipublikasikan sejak dini," jelas dia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan, tahun depan porsi soal-soal yang bernalar tinggi akan lebih banyak diajarkan maupun diujikan. Itu merupakan bagian dari wacana menyiapkan siswa yang nantinya akan menjadi penghuni abad 21.

"Ada 4C itu kan critical thinking, creativity, communication dan colaboration. Untuk Indonesia ada tambahan satu confidence. Sistem pendidikan kita kurang memberikan peluang cukup untuk anak-anak punya kepercayaan diri tinggi," ujar Muhadjir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement