Rabu 18 Apr 2018 13:29 WIB

IPB Ajari Pemuda Desa Gunakan Drone untuk Pemetaan

Teknologi perlu dimanfaatkan untuk kepentingan desa.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
IPB
IPB

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) akan merumuskan pembentukan program vokasi baru, yaitu Pemetaan Desa. Ini diinisiasi dua lembaga kampus, yaitu Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSP3 LPPM) dan Sekolah Vokasi IPB.

Rektor IPB, Arif Satria mengatakan kampus perlu terus bertransformasi dan adaptif terhadap permintaan (demand) agar tidak tertinggal. Teknologi perlu dimanfaatkan untuk kepentingan desa.

Program #dronedesa mengajarkan pemuda-pemuda desa ahli menggunakan drone untuk kepentingan desa. Arif mengatakan mereka yang sudah ahli perlu disertifikasi supaya kemampuannya bisa dipertanggungjawabkan.

"Kebutuhan ahli drone ini luar biasa banyak. Tidak semua orang bisa menerjemahkan data drone. Saya merespons positif rencana ini, bisa dengan bentuk program keahlian baru atau peminatan," ujarnya, dilansir dari laman resmi www.ipb.ac.id, Rabu (18/4).

Kepala PSP3 IPB, Sofyan Sjaf menambahkan pembangunan desa dan kawasan pedesaan membutuhkan peta administratif, peta penggunaan lahan desa, peta rawan bencana desa, peta aset, peta potensi desa, dan sebagainya. PSP3 IPB telah melakukan riset selama lima tahun terakhir tentang data spasial ini dengan memakai drone yang melibatkan warga desa.

Data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan Indonesia memiliki 74.754 desa dan 8.430 kelurahan. Peta desa, sebut Sofyan perlu tersedia agar pembangunan desa dapat terukur.

"Minimnya data tematik desa membuat aparat desa tak mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dengan baik pembangunan desanya. Alhasil kewenangan desa membangun tidak optimal. Desa tidak bisa bertransformasi dari desa tertinggal menjadi desa mandiri, ujarnya.

Tiga hal mendesak yang perlu dilakukan adalah pendidikan vokasi untuk pemberdayaan dan penguatan kapasitas desa, penyediaan server untuk menampung big data desa, dan menyusun regulasi yang afirmatif. Pendidikan vokasi bisa melibatkan pemuda desa untuk membentuk kades sadar spasial. Pemuda desa ini lulusan SMA atau SMK yang berkemampuan kuat dan disiplin tinggi, loyal dan berdedikasi terhadap desa.

"Satu skuadron (satuan komunitas aplikasi #dronedesa) terdiri dari tujuh orang per kecamatan," kata Sofyan.

#dronedesa adalah teknologi yang mampu memberikan informasi visual potensi sumberdaya alam desa, mulai dari kesehatan, vegetasi, status dan kepemilikan lahan, pemanfaatan lahan, tapal batas luar desa, infrastruktur, kondisi pangan, potensi air tanah, potensi ekonomi, dan resolusi konflik. Sofyan menilai pemerintah pusat juga perlu menyiapkan kebijakan terkait pengalokasian dana desa untuk penyediaan data desa dan data spasial desa.

Direktur Sekolah Vokasi IPB, Bagus Purwanto mengatakan Program Pemetaan Desa dapat dilakukan dengan pendidikan jarak jauh multikampus, atau pendidikan vokasi berkelanjutan. Penerimaan mahasiswanya bisa dari jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). (Mutia Ramadhani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement