Rabu 04 Apr 2018 20:02 WIB

Target Medali di AG 2018 Bagian Rahasia Strategi Indonesia

Negara manapun di dunia tak pernah menyampaikan target raihan medali di multievent.

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Endro Yuwanto
Progress Persiapan Atlet Asian Games. Menpora Imam Nahrawi memberikan paparan saat silaturahim ke Republika, Jakarta, Rabu (4/4).
Foto: Republika/ Wihdan
Progress Persiapan Atlet Asian Games. Menpora Imam Nahrawi memberikan paparan saat silaturahim ke Republika, Jakarta, Rabu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menjamin kontingen Indonesia akan berjuang keras meraih banyak medali di ajang Asian Games (AG) 2018. Imam mengakui, setiap mengikuti kejuaraan, harus ada target medali yang diusung sebagai titik tuju.

Namun, Imam menyatakan target sebuah negara dalam meraih medali di multievent olahraga seperti Asian Games merupakan bagian dari rahasia strategi. Ia mengatakan, Kemenpora dan segenap pihak terkait sudah melakukan hitung-hitungan mengenai potensi raihan medali di Asian Games.

Seperti yang sudah beredar luas, target untuk mencapai peringkat 10 besar di klasemen akhir Asian Games sempat diutarakan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia harus meraih lebih dari 10 medali emas.

"Tapi kami sebaiknya tidak menjabarkan secara rinci terkait cabor (cabang olahraga) mana saja yang akan jadi andalan karena ini menyangkut rahasia strategi. Negara lain tidak boleh tahu cabor mana saja yang kami andalkan dan tidak kami andalkan karena nanti mereka bisa mengantisipasi hal ini," kata Imam ketika bersilaturahmi ke kantor Republika, Rabu (4/4).

Menteri berusia 44 tahun ini mengatakan, negara manapun di dunia tak pernah menyampaikan target raihan medali untuk sebuah ajang multievent. Menurut dia, sikap ini dilakukan terkait taktik dalam mengatur cabor mana yang jadi prioritas.

"Termasuk Cina (langganan juara umum Asian Games sejak edisi 1982). Mereka tidak pernah mengumbar target medali di Asian Games, padahal kita semua tahu mereka negara paling kuat," kata Imam.

Imam mengungkapkan, untuk Indonesia, ada sejumlah cabor yang berpotensi emas tapi terancam tak dipertandingkan. Hal ini terjadi karena jumlah negara yang terlibat dalam perlombaan cabor tersebut kurang dari enam.

"Ini tentu bisa merusak strategi dalam meraih medali. Misal, kami beberkan akan menargetkan emas di suatu cabor, tapi karena negara lain tahu emas tidak bisa diraih kalau pesertanya kurang, bisa-bisa ada kesengajaan dari negara tertentu untuk tidak ikut agar Indonesia tak mendapatkan emas di cabor tersebut. Hal-hal seperti inilah yang berbahaya," kata Imam.

Indonesia menempati peringkat ke-17 pada gelaran Asian Games sebelumnya di Incheon, Korea Selatan. Kala itu, Indonesia cuma meraih empat emas, lima perak, dan 11 perunggu. Perolehan ini kalah dari negara Asia Tenggara lain seperti Singapura di peringkat ke-15, Malaysia (14), dan Thailand (enam).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement