Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Pesan Empat Pilar Disisipkan Lewat Cerita Wayang

Jumat 30 Mar 2018 12:28 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono membuka pagelaran wayang spektakuler, kerja sama MPR dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Kamis (29/3).

Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono membuka pagelaran wayang spektakuler, kerja sama MPR dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Kamis (29/3).

Foto: mpr
Wayang membuat pembahasan empat pilar menjadi lebih mudah dicerna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagelaran wayang spektakuler, kerja sama MPR dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) digelar di Semarang, Kamis (29/3). Pagelaran wayang ini sekaligus pembukaan resmi Dies Natalis Unnes ke 53.

 

Pagelaran wayang resmi dibuka dengan penyerahan tokoh wayang Bawularno dari Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono kepada Ki Dalang Sigit Arianto. Pagelaran wayang dengan lakon Manunggaling Mustikaning Jagat, itu dimainkan dua dalang sekaligus.

 

photo
Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono membuka pagelaran wayang spektakuler, kerja sama MPR dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Kamis (29/3).

Dua dalang tersebut yaitu, Ki Sigit Ariyanto dan Ki Seno Nugroho. Ribuan warga masyarakat Semarang turut memeriahkan pagelaran tersebut, yang turut hadir Wakil Ketua DPR yang sekaligus Ketua Harian Dewan Penyantun UNNES Agus Hermanto, Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah, dan Rektor Unnes Fathur Rokhman.

 

Sebelum pagelaran dibuka, Bambang Sadono yang mewakili Ketua MPR RI mengatakan, wayang merupakan salah satu metode sosialisasi untuk memasyarakatkan empat pilar MPR. Alasannya, dibanding metode yang lain, wayang relatif lebih mudah diterima masyarakat Jawa, karena bahasa yang digunakan lebih sederhana, sehingga mudah dipahami dan diterima masyarakat.

 

"Mohon Ki dalang memakai bahasa yang mudah dipahami masyarakat, agar pesan empat pilar yang hendak disampaikan kepada masyarakat gampang dicerna," kata Bambang Sadono.

 

Ketua Biro Humas MPR RI, Siti Fauziah mengatakan, pagelaran wayang di Unnes itu memang spektakuler, karena melibatkan dua dalang yang melibatkan gaya yang berbeda. Yaitu gaya Surakarta dan Yogyakarta. Cara itu cukup unik, dan baru pertama dilakukan dalam perjalanan pagelaran wayang oleh MPR.

 

Mudah-mudahan, kalau ada kesempatan kerjasama lagi dengan MPR, Unnes bisa melakukan hal-hal unik yang belum ada sebelumnya. Karena cara itu cukup menarik, untuk dinikmati, kata Siti Fauziah menambahkan.

 

Pagelaran Wayang spektakuler, kerjasama Unnes dengan MPR RI, itu mendapat penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia. Penghargaan diberikan karena pagelaran wayang oleh dua dalang beda aliran belum pernah terjadi sebelumnya, baik di Indonesia maupun dunia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler