Indonesia Bisa Jadi Pusat Riset Geothermal

Kiblat riset geothermal yang semula ke New Zealand bisa beralih ke Indonesia.

Kamis , 22 Mar 2018, 01:27 WIB
 Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Agus Hermanto menerima ahli geothermal dari New Zealand Profesor Rosalind Archer di ruang kerjanya, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3) lalu.
Foto: DPR RI
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Agus Hermanto menerima ahli geothermal dari New Zealand Profesor Rosalind Archer di ruang kerjanya, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan sumber geothermal (panas bumi) yang melimpah, Indonesia sangat mungkin menjadi pusat riset geothermal dunia. Kiblat riset geothermal yang semula ke New Zealand bisa beralih ke Indonesia.

Demikian terungkap saat Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Agus Hermanto menerima ahli geothermal dari New Zealand Profesor Rosalind Archer di ruang kerjanya, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3) lalu. Agus didampingi pakar geothermal Indonesia Surya Darma yang merupakan Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).

Indonesia sejauh ini sudah menjalin kerja sama dengan New Zealand dan mendapat bantuan para periset geothermal dari New Zealand.Dan Archer adalah salah satunya. Ia merupakan pakar geothermal dari University of Auckland.

Archer mengakui, sumber geothermal Indonesia sangat melimpah dan kelak bisa menggantikan energi fosil dan batubara yang akan habis. “Kita sudah punya MoU dengan New Zealand untuk memperkuat single excellence di badan riset geothermal. Geothermal sudah dikembangkan di Indonesia bekerja sama dengan New Zealand dan dapat technical assistance dari New Zealand,” ungkap Agus usai pertemuan, seperti dalam siaran persnya.

Sementara itu, Surya Darma mengemukakan, kelak para mahasiswa dunia yang ingin belajar geothermal bisa datang ke Indonesia. Ia juga mempertanyakan, mengapa dengan sumber daya geothermal yang melimpah, Indonesia tidak dijadikan pusat geothermal dunia.

“Selama ini kita kenal center of excellence geothermal ada di New Zealand. Sementara Indonesia punya potensi yang terbesar di dunia. Kenapa center of excellence itu tidak di Indonesia saja?” jelasnya.

Nanti Indonesia, sambung Surya, akan menjadi pusat keunggulan geothermal di dunia. Jadi, nanti pusat studi geothermal dunia tidak hanya New Zealand, tapi juga Indonesia. Sementara itu, Agus juga menambahkan, Indonesia pada tahap awal ini mendapat bantuan para peneliti gratis dari New Zealand untuk melihat potensi geothermal di berbagai daerah.