Sabtu 10 Mar 2018 00:17 WIB

UAD Targetkan Pendataan Mahasiswa Bercadar Segera Selesai

Seluruh dekan di UAD dikumpulkan

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Esthi Maharani
Universitas Ahmad Dahlan (UAD)
Foto: uad.ac.id
Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA -- Selain Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta pun akan melakukan pembinaan bagi mahasiswi yang mengenakan cadar. Sebelumnya, proses itu diawali dengan penghimpunan data.

Kepala Lembaga Pengembangan dan Studi Islam (LPSI) UAD, Anhar Ansyori mengatakan, pada Selasa (13/3) LPSI akan mengumpulkan seluruh dekan di UAD. "Kami akan menginformasikan terkait penghimpunan data dan pembinaan," ujar Anhar usai menggelar konferensi pers di UAD, Yogyakarta pada Jumat (9/3).

 

(Baca: 'Soal Radikalisme, Jangan Dihubungkan dengan Cadar')

Ditargetkan, lanjutnya, penghimpunan data akan rampung pada Maret ini. Setelah itu, proses pembinaan pun mulai dilakukan. Pembinaan sendiri akan dilakukan oleh tim dari LPSI yang juga melibatkan dosen-dosen UAD.

"Pembinaan dikemas dengan bertahap dalam dialog kolektif, bukan secara personal. Hal ini dilakukan agar suasana lebih kondusif dan para mahasiswi tak merasa terhakimi," kata dia.

Menurutnya, pembinaan yang dilakukan dengan pendekatan edukasi itu akan menyampaikan informasi terkait pakaian yang syari menurut Alquran dan Hadis. Diharapkan, pembinaan ini dapat memberikan informasi yang komprehensif dan memiliki argumen yang sesuai.

Terkait dengan pengenaan cadar, ia pun menekankan, perubahan cara berpakaian harus dimulai atas dorongan dari diri sendiri. "Sehingga perubahannya lebih menyeluruh dan dilakukan dalam kondisi apa pun dan di mana pun," ucapnya.

Rektor UAD, Kasiyarno mengatakan, selama ini tak pernah ditemukan adanya mahasiswa UAD yang terlibat dalam gerakan radikal. Oleh karena itu, pembinaan terhadap mahasiswi bercadar ini pun tak berkaitan dengan adanya paham transnasional di lingkungan UAD.

"Penampilan tak terlalu kami jadikan indikasi atas gerakan radikal. Untuk mencegahnya, kami lebih memperhatikan gerakan atau perkumpulan-perkumpulan yang dilakukan," kata Kasiyarno.

Di lain sisi, lanjutnya, mahasiswi bercadar di UAD cenderung tidak membuat sekat sosial. Sehingga, mahasiswi bercadar di UAD dapat membaur dengan harmonis dengan mahasiswa dan mahasiswi lainya.

Hanya saja, ia menilai pembinaan bagi mahasiswi bercadar perlu untuk dilakukan karena sebagian dari mereka perlu untuk lebih diperluas pemahaman keagamaanya. Meskipun, ia mengakui hingga saat ini UAD belum memiliki riset yang mendalam terkait mahasiswi bercadar di UAD. Sejauh ini yang dilakukan baru sebatas observasi singkat secara informal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement