Rabu 07 Mar 2018 16:30 WIB

Asian Games 1966, Digelar dalam Gejolak Politik

Pada tahun itu, tenis putri Indonesia tampil memukau dengan membawa pulang tiga emas.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Logo Asian Games 1966 Bangkok, Thailand.
Foto: ocasia.org
Logo Asian Games 1966 Bangkok, Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Games 1966 atau disebut sebagai V Asiad digelar di Bangkok, Thailand. Asian Games tahun itu digelar tepat satu tahun setelah Indonesia mengalami tragedi 30 September. Kondisi Indonesia pada saat itu belum stabil dan Presiden Soeharto baru saja mengambil alih tampuk kekuasaan dari Soekarno.

Di tengah pergantian kekuasaan tersebut, Indonesia masih berusaha untuk turut berpartisipasi dalam ajang olah raga terbesar nomor dua di dunia setelah Olimpiade ini. Bersama 17 negara lainnya, Indonesia ikut mengirimkan para atletnya.

Pada Asian Games 1962, karena desakan dari negara-negara Arab dan Republik Rakyat Cina, ketika itu Indonesia sebagai tuan rumah memblokir visa atlet serta ofisial Israel dan Taiwan. Pada Asian Games 1966, Israel dan Taiwan kembali berpartisipasi di Asian Games.

Ada sekitar 2.500 atlet dan ofisial yang turut berperan serta di Asian Games 1966. Sayangnya, perubahan politik tampaknya mempengaruhi performa Indonesia di Asian Games tahun itu.

Di Asian Games 1962, Indonesia berhasil menempati posisi runner-up. Namun hal itu tidak terulang di Bangkok. Wakil-wakil dari Indonesia bertengger ke peringkat ketujuh. Saat itu, Indonesia hanya mampu mengumpulkan lima medali emas, yakni dua dari cabang olah raga bulu tangkis dan tiga dari cabang olah raga tenis. Skuat Garuda juga hanya berhasil meraih lima perak dan 12 perunggu.

Ang Tjin Siang atau yang dikenal dengan nama Muljadi berhasil membawa pulang medali emas dari sektor tunggal putra cabang olah raga bulu tangkis. Minarni dan Retno Kustijah mendapatkan medali emas dari ganda putri.

Pada tahun itu, tenis putri Indonesia tampil memukau dengan membawa pulang tiga medali emas. Lany Lumanauw mempersembahkan medali emas dari sektor tunggal putri. Lany juga memberikan medali emas di ganda putri bersama Lita Liem Sugiarto. Lany dan Lita juga memberi medali emas di sektor tim putri bersama Mien Suhadi.

Selain bulu tangkis dan tenis, cabang olah raga tinju, menyelam, menembak, renang, dan polo air juga menyumbangkan medali bagi Indonesia. Berbeda dari Indonesia yang mengalami penurunan prestasi, Jepang seperti Asian Games di tahun-tahun sebelum, masih merajai perolehan medali emas.

Jepang mendulang 78 medali emas, 53 medali perak, dan 33 medali perunggu pada Asian Games 1966. Prestasi Korea Selatan di Asian Gemes 1966 mencuat dibanding Asian Games sebelumnya yang hanya empat emas. Pada Asian Games V Asiad, Korea Selatan meraih 12 medali emas.

Tahun 1966 banyak peristiwa bersejarah yang terjadi. Tidak hanya di Indonesia, pada tahun itu Presiden Amerika Serikat Lyndon B Johnson melakukan perjalanan pertamanya ke Asia-Pasifik untuk mengakhiri Perang Vietnam. Pada tahun itu pula, pertama kali didirikan Asian Development Bank di Manila, Filipina. Serta konflik Arab-Israel yang kian memanas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement