REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran Asian Games 1954 yang diadakan di Kota Manila, Filipina, menjadi panggung penegasan Jepang dalam memulai dominasinya di pesta olah raga negara-negara Benua Kuning. Dalam perlombaan multi-event yang melibatkan 18 negara dengan total 970 atlet itu, pasukan Negeri Sakura tampil sebagai juara umum.

Meriahnya Upacara Pembukaan

Sebelum masuk ke pembahasan soal keperkasaan Jepang, Asian Games 1954 juga menyimpan cerita soal awal mula gempitanya sebuah pesta olah raga di kawasan Asia. Filipina sebagai tuan rumah begitu serius menggarap pesta olah raga yang sebelumnya dilaksanakan di India ini.

Pada tanggal dimulainya Asian Games 1954, yakni 1 Mei sore waktu setempat, upacara pembukaan digelar dengan konsep persentasi para atlet. Kala itu, Presiden Filipina Ramon Magmasay menjadi sosok yang membuka kegiatan tersebut.

Parade pembukaan dimulai dengan dibawanya obor Asian Games mengelilingi lapangan upacara di Stadion Rizal Memorial. Diketahui, ada 20 ribu lebih penonton memadati stadion terbesar di Filipina itu untuk menyaksikan upacara pembukaan.

Dihiasi sorot-sorot lampu terang kerlap-kerlip, upacara pembukaan diakhiri dengan masuknya para atlet ke dalam lapangan. Mereka yang akan terlibat dalam pertarungan berjalan mengelilingi lapangan Stadion Rizal Memorial. Atlet-atlet Filipina jadi kelompok terakhir yang memasuki lapangan.

Penambahan Jumlah Cabor

Dalam Asian Games 1954, terjadi penambahan cabang olah raga (cabor) yang dibanding gelaran sebelumnya. Di Asian Games 1951, atletik, akuatik, basket, balap sepeda, sepak bola, dan angkat besi dipertandingkan.

Untuk Asian Games 1954, cabor balap sepeda tidak lagi dilibatkan. Namun, panitia menambah tinju, menembak, dan gulat sebagai cabor yang dipertandingkan.

Seluruh pertandingan di berbagai cabor ini digelar dari 1 Mei sampai 9 Mei. Kala itu, sepak terjang para atlet di medan laga disiarkan langsung melalui radio DZRH dan DZAQ-TV ABS-3.

Ikuti Whatsapp Channel Republika