Jumat 02 Mar 2018 09:14 WIB

Profesor Asal Jerman Kagumi Sebuah SD di Sleman

SD di Jerman justru masih jarang menerapkan metode belajar seperti itu

Profesor Harder (kanan) saat berkunjung ke SD Rejodani di Sleman, Rabu (28/2) lalu.
Foto: dokpri
Profesor Harder (kanan) saat berkunjung ke SD Rejodani di Sleman, Rabu (28/2) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rabu (28/2), menjadi hari yang istimewa buat SDN Rejodani, Sleman. Mereka mendapat kunjungan mendadak dari Profesor Harder, seorang psikolog yang tengah menetap di Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk satu bulan ke depan.

Salah satu pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Novi Candra, menjadi sosok di balik kunjungan Harder ke SD Rejodani. Sang profesor lantas dibuat terkejut sekaligus kagum dengan metode belajar-mengajar yang diterapkan SD Rejodani, yang tak lain merupakan salah satu sekolah yang sudah tergabung dalam GSM.

Harder memandang SD Rejodani memiliki suasana kelas layaknya metode Montessori, yang menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik.

Selain itu, SD Rejodani juga disanjungnya karena memiliki cara tersendiri dalam mengelola etika, memiliki kesepakatan bersama untuk membuat sebuah aturan, dan sikap saling menghargai satu sama lain.

Uniknya, Harder mengungkap bahwa sekolah dasar di Jerman justru masih jarang menerapkan metode belajar seperti itu, apalagi sekolah umum di kota-kota besar.

“Kami (di Jerman) hanya memiliki beberapa sekolah seperti ini. Sangat jarang, apalagi sekolah umum di wilayah kota. Kami memiliki masalah besar soal bagaimana memberikan anak sesuatu yang memang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan,” ujar Harder dalam siaran pers.

Harder pun berharap SD Rejodani bisa terus melanjutkan apa yang sudah dilakukan dan diterapkan, untuk menjadi contoh serta inspirasi sekolah lain di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement