Sabtu 17 Feb 2018 14:14 WIB

Siswa SD BM 400 Kunjungi Peternakan dan Perkebunan

Pembelajaran otentik itu menyenangkan bagi siswa.

Para siswa SD Bakti Mulya 400 Jakarta merasakan pengalaman langsung bidang pertanian dan peternakan di D'Kandang Farm.
Foto: Dok BM 400
Para siswa SD Bakti Mulya 400 Jakarta merasakan pengalaman langsung bidang pertanian dan peternakan di D'Kandang Farm.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Penggunaan Kurikulum 2013 kini sedang diterapkan secara bertahap di seluruh sekolah di Indonesia. Salah satu ciri khas kurikulum ini di  tingkat sekolah dasar adalah menerapkan pendekatan tematik. Pembelajaran tematik menggunakan tema untuk mengintegrasikan matapelajaran sehingga siswa memiliki pemahaman yang lebih komprehensif.

Hal itu  dilakukan 97 siswa SD Bakti Mulya 400 Pondok Indah Jakarta, Kamis (15/2). Pembelajaran tematik dilaksanakan dengan melakukan field trip ke D’Kandang Farm, Depok, Jawa Barat.

“Kegiatan ini bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman langsung dari peternakan dan perkebunan sekaligus beraktivitas di dalamnya,”  kata Direktur Sekolah Bakti Mulya 400, EuisTresna dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (17/2).

Ia menambahkan, untuk mengantisipasi perkembangan zaman, pembelajaran tematik perlu dilaksanakan dengan cara memamanfatkan sumber-sum berbelajar yang otentik. “Dengan demikian siswa akan mendapatkan pengalaman belajar  yang nyata. Pengalaman tersebut akan bermanfaat untuk memecahkan masalah keseharian siswa di kemudian hari,” tuturnya.

Euis menyebutkan, kegiatan kunjungan lapangan itu lancar meskipun dibayang-bayangi cuaca mendung. Adapun aktivitas siswa selama di lokasi berupa eksplorasi dan elaborasi. Dalam kegiatan eksplorasi siswa diperkenalkan aneka tanaman hias, bagian-bagian dan carapertumbuhannya. Selain itu juga diperkenalkan peternakan kambing Etawa dan kelinci, bagian-bagian tubuhnya dan pertumbuhannya.

Dalam kelompoknya,  siswa mendapat kesempatan untuk memilih dan menanam tanaman hias di pot/polybag. “Selanjutnya mereka juga mendapatkan kesempatan untuk memberi makan dan minum kelinci dan kambingEtawa,” ujarnya.

Euis menjelaskan, kegiatan tesebut selain menarik dan mengesankan siswa juga mengacu pada target dan tujuan pembelajaran sebagaimana termuat pada standar kompetensi/kompetensi dasar sebagaimana amanat Kurikulum 2013. “Harapan kami, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar bekerja sama dengan temannya untuk menghimpun pengetahuan tentang aktivitas hewan dan tumbuhan di lingkungan hidupnya,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement