Rabu 14 Feb 2018 16:46 WIB

Dosen ITB Temukan Teknik Pembuatan Beton Tahan Gempa

Beton pada dasarnya kuat menahan tekanan, namun bersifat getas pada beban puncak.

Rep: zuli istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja memasang beton di proyek pembangunan drainase Sungai Ciliwung, Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).  (foto: Raisan Al Farisi)
Pekerja memasang beton di proyek pembangunan drainase Sungai Ciliwung, Jalan Gunung Sahari Raya, Jakarta Pusat, Rabu (26/2). (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pakar Teknik Sipil ITB Iswandi Imran meneliti tentang material beton terkekang agar bangunan mampu menahan goncangan sehingga tidak roboh seketika. Iswandi mengatakan material beton pada dasarnya kuat menahan tekanan, namun  bersifat getas pada beban puncak. Bahan ini pada hakekatnya tidak cocok digunakan sebagai bahan untuk struktur bangunan tahan gempa. Agar dapat digunakan sebagai bahan untuk struktur bangunan tahan gempa, material beton harus diberi kekangan sehingga dapat dihasilkan perilaku struktur bangunan yang bersifat daktail.

 

Daktail merupakan salah satu sifat bangunan untuk mampu bertahan akibat goncangan seperti halnya gempa bumi. Dia mengatakan berbagai jenis material digunakan untuk dapat mendirikan bangunan, seperti halnya kayu, bambu, batu, beton dan bahkan botol plastik. Apapun jenis materialnya, pondasi dan tiang penyangga dibuat agar bangunan tetap kokoh berdiri diterpa angin maupun goncangan. 

 

"Indonesia kita ketahui merupakan negara kepulauan yang rawan terkena bencana alam gempa bumi. Bangunan yang direncanakan untuk itu, seperti perumahan, pertokoan, maupun gedung-gedung bertingkat, harus bersifat daktail, yaitu sifat bangunan yang meskipun mengalami kerusakan saat tergoncang keras ke segala arah namun tetap survive, setidaknya bangunan tersebut harus tetap berdiri dan tidak seketika ambruk," kata Prof. Iswandi seperti dalam siaran pers ITB yang diterima Republika, Rabu (14/2).

 

Pengekangan material beton dalam hal ini dapat dihasilkan melalui pemasangan detailing penulangan khusus sebutnya, yaitu berupa tulangan spiral tertutup atau sengkang tertutup yang dipasang secara rapat dan efektif melingkupi inti penampang balok atau kolom beton bertulang yang ingin dikekang.

 

Beberapa metoda penelitian telah dilakukannya di Teknik Sipil ITB untuk mengatasi kelemahan material beton yang kuat dalam menahan tekan namun getas. Dimulai dari meneliti perilaku mekanik beton hingga membuat formulasi konstitutif beton yang diberi kekangan untuk berbagai variasi tekanan yang bekerja. Hasil penelitian ini merupakan pengembangan konsep di masa lampau dan state of the art di masa kini untuk bangunan tahan gempa di masa depan.

 

"Karena pada dasarnya pendekatan melalui alur ini lebih bersifat fundamental dan hasilnya juga dapat diterapkan untuk mensimulasi perilaku kolom beton bertulang yang material betonnya terkekang secara pasif," ujarnya.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement