Jumat 09 Feb 2018 09:33 WIB

Tingkatkan Potensi Wisata Jabar Melalui LMAP 2018

Meningkatkan dan memelihara nilai estetika di seni tradisional angklung

 Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bersama ribuan pelajar memainkan angklung pada Angklungs Day 2017 di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (19/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bersama ribuan pelajar memainkan angklung pada Angklungs Day 2017 di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angklung sebagai salah satu khazanah budaya tanah air telah dikenal luas. Popularitasnya sudah mendunia. Bahkan angklung menjelma menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan.

Berangkat dari hal tersebut, guna semakin memasyarakatkan dan mengembangkan nilai-nilai yang terkandung di dalam angklung, Kabumi (Keluarga Besar Bumi Siliwangi) UPI kembali menggelar "Lomba Musik Angklung Pandaeng (LMAP)" 2018. Mengusung tema "Edukasi Dalam Harmoni", LMAP 2018 akan berlangsung pada 29 April hingga 2 Mei 2018 di Gedung Achmad Sanusi, UPI Bandung.

"Tujuannya untuk meningkatkan dan memelihara nilai-nilai estetika yang terkandung pada seni tradisional daerah, khususnya angklung dan memasyarakatkan angklung," ujar Ketua Pelaksana LMAP 2018, Rezky Mardani dalam keterangan tertulis, Jumat (9/2).

Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat menggali nilai-nilai tradisional dalam berkesenian dan berkebudayaan, sehingga dapat tercapai sasaran-sasaran pelestarian budaya daerah. Khususnya angklung.

Kegiatan ini juga dapat membuka peluang baru bagi peningkatan kualitas intelektual para senimannya dan memberikan nuansa baru serta hasil guna yang optimal. Baik untuk para seniman angklung, seni budaya, kepariwisataan maupun bagi pembangunan daerah secara keseluruhan.

"Juga tentunya menjadikan lomba angklung sebagai salah satu daya tarik industri pariwisata yang mengglobal," ujarnya.

LMAP 2018 membuka kesempatan pada grup peserta dari tingkat SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan masyarakat umum. Ditargetkan jumlah peserta mencapai 100 grup yang mencapai 5.000 pemain angklung.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana menyatakan dukungannya terhadap kegiatan ini. Bahwa angkung sebagai salah satu identitas budaya tanah air, khususnya di Jawa Barat, telah menjadi ikon dunia. Popularitasnya telah banyak menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

"Sehingga kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas wisatawan. Sekaligus sebagai media pelestarian dan pengkomunikasian angklung sebagai budaya Indonesia," ujar Pitana didampingi Kepala Bidang Pemasaran Area 1 pada Asdep Pengembangan Pemasaran 1 Regional II Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran  1, Wawan Gunawan.

Selain itu, LPAM X juga menjadi ajang pertemuan budayawan untuk menstimulasi gagasan pembudayaan.

"Serta wadah bagi karya-karya musik angklung dari seluruh Indonesia," kata Pitana.

Sementara Wawan Gunawan menambahkan, seni angklung memang tidak lepas dari Jawa Barat. Sebut saja Saung Angklung Mang Udjo yang sudah mendunia. Setiap pekannya Saung Mang Udjo selalu dipenuhi wisatawan.

"Hal ini menunjukkan bahwa angklung memang punya potensi yang besar dalam berkontribusi menarik minat wisatawan," ujar Wawan Gunawan yang juga dikenal sebagai seniman dalang Wawan Ajen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement