REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para atlet Indonesia yang akan berlaga di Asian Games 2018 diingatkan bahayanya doping di Asian Games. Sosialisasi dilakukan untuk turut mendukung prestasi atlet pada perhelatan akbar Asian Games 2018 dimana Indonesi sebagai tuan rumah.
Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Mulyana membuka kegiatan sosialisasi pemeriksaan/tes kesehatan, obat-obatan, dan suplemen produk PT Kimia Farma, di RSON Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (7/2). Kehadiran Mulyana ini didampingi Kepala Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Olahraga Nasional (PPITKON) Edi Nurinda Susila.
Waktu yang semakin dekat, kurang dari 200 hari menuju Asian Games diperlukan kerja semua pihak meningkatkan performa atlet yang tinggi. Sebagai sarana penunjang performa atlet diperlukan obat-obatan dan suplemen. "Namun tetap selalu mewaspadai kandungan obat jangan sampai mengandung zat-zat doping," ujar Mulyana.
Dia mengatakan pemerintah mendukung penuh setiap kerja sama seperti dengan Kimia Farma sebagai penyedia obat-obatan dan suplemen untuk penunjang performa atlet. Namun ada satu hal penting yang harus diwaspadai yaitu harus ada semacam pengawasan atau verifikasi sebelum digunakan atlet agar aman dari zat-zat yang termasuk kategori doping.
"Kasihan atelt yang sudah mempersiapkan dengan baik tetapi harus gagal bertanding atau bermasalah karena ada obat-obatan atau suplemen yang mengandung zat doping sebagaimana yang selalu dirilis update oleh WADA (World Anti-Doping Agency)," tegas Deputi IV ini saat membuka acara.
Dari pihak pimpinan Kimia Farma, Herman Tarigan menyampaikan bahwa suatu kehormatan sebagai BUMN terbesar yang bergerak di bidang obat-obatan dan suplemen diikutsertakan dalam event bergengsi Asian Games. "Kami sebagai BUMN terbesar di bidang obat-obatan dan suplemen menyampaikan terima kasih diikutsertakan dalam event bergengsi Asian Games sebagai mitra terpercaya mendukung performa atlet," ucapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
