Rabu 07 Feb 2018 10:03 WIB

Anak Muda Palu Diajak Menolak Jadi Target Industri Rokok

Ajakan ini disampaikan Warrior FCTC

Foto bersama Warrior FCTC dan komunitas Anak Muda kota Palu usai pementasan Wayang FCTC warrior
Foto: dok: Warrior FCTC
Foto bersama Warrior FCTC dan komunitas Anak Muda kota Palu usai pementasan Wayang FCTC warrior

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warrior FCTC mengajak anak muda kota Palu menolak menjadi target industri rokok yang membidik mereka sebagai perokok pemula. Ini disampaikan Muhammad Syafaat, Warrior Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) Kota Palu, di acara Talkshow "Mengakhiri Hegemoni Industri Rokok” yang berlangsung di Aula Dinas PPPA Kota Palu, Selasa (6/2) kemarin.

Menurut Syafaat, panggilan akrabnya, anak Indonesia memang menjadi target industri rokok untuk meneruskan keberlangsungan bisnisnya.

“Strategi industri rokok melalui iklan, promosi dan sponsor ini sangat manipulatif,” kata Syafaat dalam keterangan tertulis, Rabu (7/2). 

Ia mengatakan rokok sama sekali bukan produk normal. Rokok mengandung 4.000 bahan kimia berbahaya, dimana ratusan diantaranya bersifat beracun, dan 70 bahan di dalamnya bersifat karsinonegik atau penyebab kanker. Ia mengutip data The Tobacco Atlas 2015 bahwa lebih dari 217.400 penduduk Indonesia meninggal dunia akibat merokok dan ini terjadi setiap tahun.

“Tebaran iklan rokok di sepanjang jalan kota Palu  sangat berpotensi meningkatkan perokok pemula. Sebab, sudah banyak studi menyebutkan adanya pengaruh dari iklan rokok terhadap keinginan untuk merokok,” tegas alumnus FCTC Youth Summit 2017 ini.

Didorong keprihatinan terhadap maraknya iklan rokok, pegiat Forum Generasi Berencana (Genre) Sulawesi Tengah ini menggelar talkshow untuk mengedukasi anak muda Palu tentang bahaya merokok dan iklan rokok, serta menggerakkan mereka untuk melawan hegemoni industri rokok.

Yang menarik, salah satu narasumber talkshow adalah Nur Soima Ulfa, sineas yang menyutradarai “Tadulako Mild”, sebuah film dokumenter yang memotret buramnya kampus Tadulako pada tahun 2010 akibat dikelilingi 1.071 iklan rokok.

Meski bergenre komedi, film ini berhasil mengaduk hati pemirsanya dan menimbulkan rasa marah, malu, dan geram yang luar biasa, akibat hegemoni industri rokok yang begitu kuat terhadap lembaga pendidikan.

“Film ini sangat inspiratif dan heroik,” kata Syafaat. “Berkat film ini, Rektor menerbitkan Surat Keputusan (SK) yang menyatakan Universitas Tadulako (Untad) sebagai Kawasan Bebas Rokok. Sejak itu, tidak ada lagi sponsor rokok dalam kegiatan mahasiswa di Untad,” tambahnya.

 

Acara talkshow juga merupakan bagian dari kegiatan menyambut kedatangan wayang FCTC. Kota Palu menjadi kota keempat belas yang didatangi Wayang FCTC Warrior dan Naskah Deklarasi D10M dalam rangkaian “Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota”.

Rangkaian kegiatan FCTC Warrior di kota Palu sekaligus menjadi dukungan anak muda Kota Palu kepada Walikota untuk menjadikan Palu Kota Layak Anak.

“Impian kami tentang Palu yang Layak Anak adalah kota yang bersih dari iklan, promosi dan sponsor rokok sehingga anak muda di kota Palu tidak lagi menjadi target pemasaran industri rokok,” kata Syafaat.

 

Ia juga mengharapkan pemerintah kota Palu bisa menerbitkan sebuah regulasi yang melarang rokok dijual bebas di warung dekat sekolah dan dijual secara eceran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement