Ahad 28 Jan 2018 04:01 WIB

UKM IPB Ajak WNA Kelola Sampah

UKM IPB mengajak partisipasn asing untuk proyek sosial bertajuk Waste Not Bogor.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) International Association of Students in Economic and Commercial Sciences (AIESEC) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengajak partisipan asing untuk proyek sosial bertajuk Waste Not Bogor.
Foto: Istimewa
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) International Association of Students in Economic and Commercial Sciences (AIESEC) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengajak partisipan asing untuk proyek sosial bertajuk Waste Not Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) International Association of Students in Economic and Commercial Sciences (AIESEC) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengajak partisipan asing untuk proyek sosial bertajuk Waste Not Bogor. Kegiatan diadakan selama sebulan lebih dari awal Desember sampai Sabtu (20/1). 

Partisipan terlibat merupakan warga negara asing dari berbagai negara, termasuk Belanda, India, Kolombia dan Australia. Bersama relawan lokal, mereka berpartisipasi dalam pengelolaan sampah yang juga ditemani masyarakat sekitar.

Ketua UKM AIESEC IPB, Christyana Henrietta, mengatakan, proyek Waste Not Bogor memiliki tiga fase, yakni inspire (menginspirasi), educate (mendidik), dan impact (dampak). “Pada tahap pertama, proyek memberikan kesempatan pada partisipan untuk bertemu dan mengenal tokoh maupun komunitas yang akan memberi pandangan baru mengenai pengelolaan sampah,” ucapnya dalam rilis yang diterima Republika, Sabtu (27/1). 

Dalam fase pertama ini, UKM AIESEC bekerja sama dengan sejumlah pihak. Di antaranya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB serta Majestic Buana Group. 

Fase selanjutnya, educate bertujuan mempelajari cara mengelola dan mendaur ulang sampah. Pada fase ini, UKM AIESEC bekerja sama dengan sejumlah komunitas dan organisasi seperti Perpustakaan Sampah dan Clean Action. 

Dalam fase terakhir, impact, partisipan turun ke lapangan dan mengimplementasikan segala hal yang telah dipelajari mengenai pengelolaan sampah. Dalam fase ini, mereka berkunjung ke desa binaan di Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan. “Ada juga roadshow ke sekolah-sekolah,” ujar Christyana. 

Selama di desa binaan dan sekolah, partisipan diberi kebebasan untuk menyelesaikan masalah terkait pengelolaan sampah. School roadshow diadakan di empat sekolah, SDN Katulampa 2, PAUD Citra Bangsa Sejahtera, SD dan SMA Bina Insani dan SD Pertiwi. 

Selain ragam kegiatan di atas, Christyana menjelaskan, peserta asing mendapatkan kegiatan budaya untuk mengetahui Indonesia lebih dalam, khususnya Bogor. Kegiatan ini berupa A Day in Bogor dan belajar membatik dengan Batik Bogor Tradisiku. 

Menurut Christyana, partisipan sangat puas dengan proyek sosial ini. Sebab, mereka bisa mengenal lebih jauh mengenai pengelolaan sampah sekaligus langsung mencoba mengeksekusinya di lapangan. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement