Jumat 19 Jan 2018 17:00 WIB

Dosen UM Terpilih Sebagai Anggota BAN PAUD dan PNF

BAN PAUD dan PNF memiliki tugas terkait standarisasi lembaga pendidikan nonformal

Rep: Wilda fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Paud
Foto: Republika/Yasin Habibi
Paud

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM), Profesor Supriyono dikukuhkan sebagai Anggota Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PUD dan PNF) periode 2018 hingga 2022. Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Mendikbud RI), Profesor Muhadjir Effendy.

Sebelumnya, pada 5 Januari 2018, Supriyono telah dinyatakan lolos dalam seleksi bersama 14 anggota lainnya. Keputusan ini mengacu pada Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 816/A.H/KP/2018 tentang Hasil Seleksi Calon Anggota BAN S/M dan BAN PAUD dan PNF.

Mengenai posisi baru ini, Supriyono mengatakan, BAN PAUD dan PNF sebenarnya bertugas menetapkan kebijakan dalam implementasi akreditasi PAUD dan PNF. Kemudian juga memiliki tugas melaksanakan program pemerintah terkait standarisasi lembaga pendidikan nonformal.

Terkait perkembangan PAUD dan PNF di Indonesia saat ini, Dekan FIP Periode 2010 sampai 2014 ini menyampaikan, keberadaan BAN PAUD dan PNF akan menjadi mitra pengelola/pemilik lembaga pendidikan. Menurut dia, ini menjadi salah satu upaya mengembangkan lembaga tersebut, baik yang bertaraf nasional bahkan internasional.

Supriyono menerangkan, PAUD dan PNF di Indonesia sebenarnya sudah banyak berkembang, mulai dari yang berskala kecil. Beberapa di antaranya seperti les open table di teras-teras rumah sampai dengan yang sudah berskala Internasional seperti Rudy Hadisuwarno School.

Berkaitan dengan target 2018, ia dengan tim akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu dengan tim yang lama. "Hal yang utama, yakni memetakan jumlah lembaga PAUD dan PNF, kemudian memilah berapakah yang sudah asesi, dan berapa yang akan diasesi tahun 2018 dan seterusnya. Tentunya hal ini akan menargetkan lebih banyak dari tahun sebelumnya," tegas dia.

Semula pada 2014/2015, dia menyebutkan, terdapat sekitar 1.000 kemudian naik menjadi 5.000 asesi di 2016. Sementara di 2017 terdapat 10.000 asesi dan selanjutnya diharapkan dapat mencapai 30.000 asesi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement