Selasa 09 Jan 2018 08:13 WIB

UIN Sunan Kalijaga Menganalisis Potensi dengan Sidik Jari

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Hazliansyah
Kampus UIN Sunan Kalijaga.
Foto: Yusuf Assidiq
Kampus UIN Sunan Kalijaga.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mengenali, menganalisis, dan memberikan panduan tentang kecenderungan potensi bawaan dan karakter unggul mahasiswa menjadi dasar pengembangan akademik di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta. Oleh karena itu, UIN Suka menggelar acara Global Talent Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dengan tema "Menjawab Keraguan Tentang Pemetaan Potensi Berbasis Sidik Jari Menuju Keunggulan Internasional".

Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni UIN Suka Boy Fendria Djatnika mengatakan, acara yang berlangsung akhir pekan kemarin diikuti seluruh mahasiswa yang memperoleh beasiswa baik Bidikmisi, Laziz PLN, dan Tahfidz quran.

"Kami berharap 260 mahasiswa penerima beasiswa ini bisa mengikuti kegiatan dengan baik agar bermanfaat bagi kita semua," kata Boy Fendria.

Kegiatan diisi dengan motivasi dan pemetaan potensi pribadi seseorang untuk setiap peserta. Dengan menghadirkan narasumber Dedi Priadi dari PT Priadi Sidik Jari Psikologi. Selain itu, peserta juga berkesempatan mengikuti tes PRiADI Psychological Fingerprints (P2F) untuk mengetahui sembilan karakter kepribadian mahasiswa.

P2F efektif meniadakan potensi kebohongan dari peserta tes seperti terjadi saat seorang dites menggunakan piranti asesmen formal.

Dedi Priadi menjelaskan, dominasi kekuatan otak manusia dibagi menjadi empat bagian. Bagian kiri atas merupakan orang rasional, biasanya cara berpikirnya logis, sesuai fakta suka menganalisis. Bagian kiri bawah merupakan orang organisatoris, pola pikirnya, yaitu berurutan, terencana, dan detail.

"Kemudian otak kanan bawah dihuni oleh orang perasa, yang biasanya punya emosional dan interpersonal tinggi, dan kinestetik. Serta bagian otak kanan atas bagi orang eksperimental, sifatnya integratif, intuitif, holistik, dan sintesis," ujarnya.

Dedi menambahkan, profil tersebut dapat digunakan untuk melihat jenis pekerjaan dan profesi yang cocok bagi alumni, serta perilaku mahasiswa yang didasari oleh kekuatan berpikir tersebut. Analisis ini pun bisa mendeteksi calon mahasiswa yang memiliki temperamen keras, dan juga sebagai upaya penanggulangan aksi yang mengarah kepada gerakan radikalisme atau terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement