Senin 08 Jan 2018 21:06 WIB

Mahasiswa Lincoln University Ikuti Kelas Memasak di Unair

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Foto: Ist
Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Belasan mahasiswa dan seorang dekan asal Lincoln University mengikuti program inbound exchange yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga. Dalam agenda lanjutan program inbound exchange, 17 mahasiswa dan dekan asal Lincoln University mengikuti program cooking class, yakni belajar memasak makanan khas Indonesia.

"Hari ini kita bakal memasak tiga masakan tradisional Indonesia yang khas. Ada sambal bawang, nasi goreng, dan pepes, ujar Kepala Kemahasiswaan dan Hubungan Masyarakat Victor M. Manaf saat membuka cooking class di Kampus B Unair, Senin (8/1).

Dalam agenda tersebut, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok berisi dua orang. Seorang dari mahasiswa Lincoln University dan seorang dari Unair.

Meski bahan-bahan dan panduan memasak tersedia lengkap di meja setiap kelompok, keraguan dan canggung peserta tetap terlihat. Sebab, selain bahan-bahannya yang baru dikenali, cara memasak dengan memanfaatkan daun pisang menjadi hal luar biasa yang mereka temui.

Ini sangat menakjubkan dan menyenangkan, ujar Rachiel, salah seorang peserta sekaligus mahasiswa jurusan Faculty of Agribusiness and Commerce Lincoln University.

Saat mencicipinya, Rachiel memgaku mendapatkan kesan yang berbeda saat menikmati masakan Indonesia. Sebab, menurut dia, masakan Indonesia sangat variatif. Selain itu, bumbunya sangat terasa jika dibandingkan dengan masakan di New Zealand.

Bumbunya bermacam-macam. Juga bercampur dari banyak jenis bumbu. Sangat terasa. Berbeda dengan di negara saya (New Zealand), kata Rachiel.

Beberapa peserta laki-laki juga tampak bersemangat. Bahkan, Dekan Faculty of Agribusiness and Commerce Lincoln University Hugh Bigsby terlihat sangat serius mengikuti kelas memasak itu. Tangannya cukup terampil mencacah bawang merah dan putih serta cabai. Termasuk saat menuang minyak dan menaburkan bumbu-bumbu perasa.

Sementara itu, Ketua Panitia Program inbound exchange Tika Widiastuti mengungkapkan, bahwa agenda cooking class adalah salah satu rangkaian kegiatan yang digelar sejak Senin (1/1) hingga Ahad (14/1). Sesuai dengan jadwal, lanjut dia, peserta bakal menggelar pertemuan dengan Konsulat Jenderal New Zealand di Surabaya setelah kegiatan tersebut.

Jadi, ada kegiatan non-akademik. Karena itu, hari ini ada agenda memasak makanan khas Indonesia, terutama Surabaya. Sebelumnya, mereka juga mengikuti latihan menari tradisional, mencoba permainan-permainan tradisional, dan mempelajari konstruksi atau arsitek budaya Indonesia, kata Tika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement