Senin 08 Jan 2018 16:51 WIB

Kunci Penting dalam Belajar Bahasa Arab

Rep: Novita Intan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Buku panduan cara cepat membaca kitab dan menguasai bahasa arab, Al Hadist diperlihatkan saat kursus bahasa arab angkatan II di Jakarta, Senin (2/2). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Buku panduan cara cepat membaca kitab dan menguasai bahasa arab, Al Hadist diperlihatkan saat kursus bahasa arab angkatan II di Jakarta, Senin (2/2). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa kunci penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari bahasa Arab.  Salah satunya adalah berani melatih berbicara dengan bahasa tersebut.  

Hal itu diungkapkan pakar dari Center for Research Intercommunication Knowledge, Riyadh Saudi Arabia, Ali bin Mayouf Al-Mayouf.  "Belajar bahasa arab itu banyak latihan, banyak mendengar, keberanian untuk berbicara bahasa arab menjadi kunci perkembangan bahasa arab," ujarnya saat acara 'Seminar Bahasa Arab' kepada Republika.co.id, di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, Senin (8/1).

 

Menurut Mayouf perkembangan bahasa arab di Indonesia saat ini mengalami tren positif. Bahkan, warga Indonesia kerap menjadi tenaga pengajar di Arab Saudi. Meskipun, masih ada beberapa tantangan dalam mengembangan bahasa Arab di Tanah Air. Salah satunya masih minim fasilitas pembelajaran.

"Fasilitasi pengajar yang ada di Indonesia perlu diperbanyak, media pembelajaran seperti video untuk anak-anak dengan bahasa arab diperbanyak, buku yang ada di Indonesia masih minim dan kurangnya lingkungan yang bisa mempraktekan bahasa arab," ucapnya.

Untuk itu, ia menyarankan, masyarakat Indonesia bisa mempraktekan bahasa arab sejak dini. Setidaknya, langkah ini bisa melatih keberanian ketika melakukan percakapan bahasa arab.

"Paling penting yang kecil dari anak-anak sebelum masuk sekolah, mudah-mudah orang Indonesia mudah bagi belajar bahasa arab tanpa meninggalkan bahasa Indonesia," ungkapnya.

Sebelumnya, Dosen Bahasa Arab pada FITK UIN Jakarta, Muhbib Abdul Wahab, menambahkan peluang studi bahasa Arab semakin terbuka karena seseorang yang menguasai bahasa Arab dipastikan memiliki modal dasar mendalami dan mengembangkan kajian Islam. Bahasa Arab dapat dijadikan modal intelektual dan instrumental pengembangan ilmu keislaman dan keterampilan komunikatif.

Kedua, pengembangan profesi keguruan, yaitu menjadi tenaga pengajar bahasa Arab profesional. Sebab, mereka yang mempunyai kompetensi dan kewenangan akademik dan profesional di MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMU atau lembaga pendidikan yang sederajat adalah lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Kebutuhan guru/pengajar bahasa Arab di Indonesia tergolong sangat tinggi karena jumlah pondok pesantren di Indonesia lebih dari 20 ribu, belum lagi madrasah dan perguruan tinggi Islam.

Ketiga, dinamisasi dan pembudayaan tradisi penelitian dan pengembangan metodologi pembelajaran bahasa Arab. Hal ini perlu dilakukan agar ilmu-ilmu bahasa Arab dan metodologi pembelajarannya semakin berkembang progresif.

Keempat, intensifikasi penerjemahan karya berbahasa Arab, baik mengenai keilmuan dan keislaman, ke dalam bahasa Indonesia dan sebaliknya. Salah satu faktor yang mempercepat kemajuan peradaban Islam di masa klasik adalah gerakan penerjemahan besar-besaran, terutama masa Harun al-Rasyid dan al-Ma'mun.

Kelima, pengembangan media dan teknologi pembelajaran bahasa Arab. Selama ini media pembelajaran bahasa Arab di Indonesia masih tergolong minim dan belum berkembang pesat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement