Selasa 26 Dec 2017 15:22 WIB

BEM STIT Hidayatullah Batam Gelar Seminar Kebangsaan

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gita Amanda
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam menggelar Seminar Kebangsaan yang bertajuk Islam dan NKRI.
Foto: BEM STIT Hidyatullah Batam
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam menggelar Seminar Kebangsaan yang bertajuk Islam dan NKRI.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam menggelar Seminar Kebangsaan yang bertajuk Islam dan NKRI. Seminar tersebut diselenggarakan di Aula Gedung Asia Raya Hidayatullah, Pondok Pesantren Hidayatullah, Batam, pada Ahad (24/12).

Seminar tersebut diisi oleh Ustaz Erwin yang menjelaskan sejarah dan kronologi masuknya Islam di Nusantara dan pengaruhnya dalam keagamaan masyarakat di Indonesia. Menurutnya, Islam mulai masuk di wilayah Sumatera pada abad ketujuh Masehi. Hingga menjadi cikal bakal kerajaan Islam pertama di Indonesia, Kerajaan Samudra Pasai.
 
"Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram, Kerajaan di Kalimantan, Sulawesi, dan terus meyebar ke pelosok Nusantara," papar Erwin dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/12).
 
Dia menyatakan bahwa penyebaran Islam dilakukan dengan jalan damai sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Dalam kajiannya, Erwin menginggung tentang upaya untuk menyingkirkan Islam dari Nusantara. "Islam masuk dengan damai, tapi kenapa kemudian digembor-gemborkan dengan radikal. Seolah-olah Islam bertentangan dengan NKRI dan Pancasila sehingga tidak cocok di Indonesia," kata pemerhati Sirah ini.
 
Seminar kemudiann dilanjutkan oleh Ketua STIT Hidayatullah Batam, Ustaz Muhammad Ramli yang memaparkan sejarah dan falsafah Pancasila. Dia menjelaskan pentingnya kembali ke akar masalah, yaitu sejarah terbentuknya Pancasila.
 
"Jangan sampai ada orang teriak Pancasila harga mati, Pancasila sudah final, tapi tidak ngerti sejarah awalnya," katanya.
 
Dia menuturkan bahwa hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari Piagam Jakarta yang merupakan kesepakatan bersama dalam tim BPUPKI dan mengerucut pada panitia Sembiland di PPKI. Dalam kesempatan tersebut, dia menjelaskan bagaimana pengaruh pandangan Islam dalam nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
 
"Hal ini tidak dapat dipisahkan dari para tokoh Islam yang merancang dasar negara Indonesia," tutup Ramli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement