Sabtu 16 Dec 2017 17:41 WIB

SDM 1 Ketelan Surakarta Gelar Workshop Jurnalistik

Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta mengikuti workshop penulisan jurnalistik, Jumat (15/12).
Foto: Dok SDM 1 Surakarta.
Siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta mengikuti workshop penulisan jurnalistik, Jumat (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Sebanyak 48 murid Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta mengikuti Workshop Penulisan Jurnalistik, Jumat (15/12). Acara yang dipusatkan di ruang aula sekolah, mengundang tim dari Lembaga Pelatihan Jurnalistik Solopos (LPJS), yang dikomandoi Ivan Indrakesuma dan Tika Sekar Arum untuk memberikan pelatihan jurnalistik kepada wartawan cilik (Warcil) Majalah Tunas Melati (Tumel).

Materi pelatihan jurnalistik meliputi teknik wawancara dan teknik menulis, serta pengantar jurnalistik dasar. Acara pembukaan dihadiri Manager LPJS Sholahuddin, Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Sri Sayekti MPd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Jatmiko, bapak dan Ibu guru pembina majalah Tunas Melati.

Sri Sayekti, saat membuka workshop jurnalistik  ini mengatakan,  membaca dan menulis mampu mengubah dunia dalam artian positif.  ‘’Hari ini anak-anakku bertemu dengan para ahli di bidang jurnalistik untuk mengembangkan majalah sekolah. Semoga kelak ada yang lahir menjadi wartawan profesional yang berkarakter, berkeadaban dan berkemajuan untuk menyongsong masa depan,’’ tegasnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/12).

Pembimbing Majalah Tunas Melati, Danardono Sri Pamungkas  SSn, mengajak para peserta didik untuk belajar menulis berita sesuai kaidah dan teknik yang baik. ‘’Kami berkeinginan kuat untuk membekali siswa-siswi dengan pengetahuan dan skill di bidang jurnalistik dan menaungi serta mewadahi bakat minat di bidang jurnalistik sehingga muaranya mampu mendorong anak bangsa khususnya peserta didik kami dapat berfikir kritis, kreatif dan mandiri,” ujarnya.

Pelatihan berlangsung cukup seru. Apalagi saat para peserta berlatih wawancara. Mereka bersimulasi mewawancarai Danardono Sri Pamungkas  dan siswa yang pernah juara kemudian menuangkan hasil wawancara dalam sebuah berita.

Muhammad Ikhwan Ghozy, salah satu siswa SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta kemudian membacakan hasil tulisannya. Tulisan dalam bentuk berita itu berisi sekitar tiga hingga empat kalimat yang sudah memuat unsur 5W+1H (who, what, when, where, why, how) yang biasa tertulis pada sebuah kepala (lead) berita. Namun, tulisan Ghozy dinilai masih seperti sebuah karangan.

“Seperti saat Ghozy menuliskan tujuan dari pelatihan ini. Dalam tulisan itu tidak ada narasumber yang berkompeten untuk menjelaskan tujuannya. Jadi tujuan pelatihan yang ditulis Ghozy hanyalah karangan Ghozy sendiri, ini harus diperbaiki,” kata Danardono, ketua Panitia.

Kegiatan diakhiri dengan simulasi dan praktik teknik wawancara serta teknik menulis berita. Pada kesempatan itu dilakukan evaluasi pentingnya kesungguhan untuk selalu belajar dan belajar mencintai dunia salah satunya menulis melalui majalah pendidikan sekolah Tunas Melati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement