Kamis 14 Dec 2017 11:01 WIB

Pakar: Diet Harus Jadi Life Style, tak Bisa Instan

Diet ketat (ilustrasi)
Foto: .
Diet ketat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berbagai program diet semakin marak bermunculan dengan berbagai metode seiring dengan keinginan manusia untuk hidup sehat dan juga ingin memiliki tubuh yang ideal. Namun diet yang salah juga bisa berakibat buruk untuk seseorang jika dilakukan tanpa pengawasan.

“Diet boleh saja dicoba tapi harus diawasi. Diet juga tidak bisa instan, harus menjadi life style seumur hidup,” kata dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) DR.Dr.Yustina Anie Indriastuti, MSc, SpGK yang menjadi pembicara materi Kesehatan Remaja dan Anemia dalam rangkaian Journalist Goes to Campus yang diselenggarakan Danone Indonesia di FKM UI beberapa waktu lalu.

Yustina menjelaskan diet itu harus konsisten dan menjadi gaya hidup seumur hidup. Karena kalau tidak, maka seseorang yang melakukan diet memang berhasil meraih tubuh ideal. Akan tetapi jika tidak dijaga, maka tubuhnya akan kembali kegemukan dan bahkan obesitas.

Ia memberikan tips dalam melakukan diet yang sehat. Pertama, melakukan diet secara bertahap. Kedua, makanan dalam program diet dibuat beragam. Biasanya diet yang ketat akan menimbulkan kebosanan dan akibatnya bisa naik lagi berat badannya. Ketiga, diet juga jangan langsung dilakukan secara ekstrim.

“Kalau kurusnya drastis, kulit kan akan mengendur juga,” tambahnya.

Senada dikatakan DR.Ir.Asih Setiarini, MSc yang menjadi pembicara dalam materi Gizi Seimbang. Asih mengatakan untuk menghitung tubuh ideal dengan cara Indeks Massa Tubuh yaitu berat badan saat ini dibagi tinggi tubuh dalam meter yang sudah dikuadratkan.

Tubuh ideal di Indonesia yaitu antara 18,5 hingga 25. Jika hasilnya kurang dari 18,5 maka orang tersebut kekurusan. Jika lebih dari 25, maka sudah kegemukan dan jika angkanya jauh melampaui dari 25 bisa juga disebut obesitas.

“Orang latah, suka ikut-ikutan. Kalau sudah nasi sedikit tapi tetap gemuk, mungkin masih banyak memakan camilan seperti gorengan atau camilan yang high energy. Kalau sudah terlanjur gemuk, mau enggak mau dikurangi. Prinsipnya dalam sepiring makanan, nasi cukup sepertiga, lalu ada lauk bisa rebus-rebusan supaya lemaknya tidak tinggi,” imbaunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement