Selasa 12 Dec 2017 19:17 WIB

Rektor ITS Tegaskan tak akan Kurangi Kuota Maba

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Winda Destiana Putri
ITS
ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Joni Hermana menegaskan akan tetap mempertahankan kuota penerimaan mahasiswa baru (maba). Pernyataan tersebut dilontarkan menanggapi keinginan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) mengenai pembatasan jumlah mahasiswa baru Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Joni menjelaskan alasan keengganannya mengurangi kuota maba, karena Indonesia saat ini masih kekurangan sarjana sains dan sarjana teknik. Joni pun meyakini, yang dimaksud pengurangan kuota maba adalah mahasiswa dari kelompok program studi (prodi) sosial, politik, budaya, hukum, dan humaniora.

"Kami masih akan tetap mempertahankan jumlah kuota penerimaan maba untuk saat ini, mengingat Indonesia masih memerlukan banyak sarjana sains dan teknik," kata joni di Surabaya, Selasa (12/12).

Joni pun meyakini, pengurangan kuota maba PTN, tidak akan lantas meningkatkan jumlah mahasiswa perguran tinggi swasta (PTS). Apalagi, jika dikalkulasi, jumlah PTS di Indonesia saat ini sebanyak 4.300, sementara yang diminta mengurangi kuota maba hanya sekitar 140 PTN.

Lagi pula, kata Joni, melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan hak setiap siswa di Indonesia. Artinya, para siswa tersebut tidak boleh dipaksa untuk masuk ke perguruan tinggi mana, apalagi dengan kapasitas dosen dan fasilitas yang sangat berbeda.

Joni kemudian menganggap, tidak perlu ada pembatasan maba yang diterima PTN sesuai apa yang diusulkan Aptisi. Terlebih, PTN juga mempunyai standar baku tentang berapa kapasitas mahasiswa yang dapat diterima, dimana semuanya telah dihitung berdasarkan rasio dosen, fasilitas ruang kelas, serta laboratorium dan peralatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement