Ahad 10 Dec 2017 22:32 WIB

Mengenal Sepeda Listrik Karya Anak Bangsa

Sepeda gowes listrik atau elektronik bike (e-Bike) karya mahasiswa dan dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Foto: Wilda Fizriyani/Republika
Sepeda gowes listrik atau elektronik bike (e-Bike) karya mahasiswa dan dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Wilda Fizriyani

MALANG -- Begitu banyak alat transportasi yang tersedia di masyarakat, baik yang biasa maupun canggih sekalipun. Meski banyak transportasi canggih, sepeda nyatanya masih menjadi kendaraan favorit bagi sebagian warga Indonesia, terutama di Kota Malang.

Sepeda memang masih menjadi alat transportasi favorit bagi masyarakat yang menyenangi dunia olahraga. Dalam hal ini bagi individu yang menginginkan gaya hidup sehat dengan menggunakan sepeda. Namun sayangnya, masih ada beberapa kekurangan pada sepeda yang membuatnya tak bisa memudahkan para penggunanya yang hendak berpergian jauh.

Anggota Tim Riset Elektronik Bike (e-Bike), Haris Altamitra menerangkan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT UB) sudah lama memiliki sepeda gowes listrik. Kemunculan sepeda ini tak terlepas dari keadaan pengguna sepeda yang biasanya hanya dapat menggunakannya pada jarak dekat sampai menengah.

"Sepeda biasa biasanya bisa menanggung beban jarak sekitar lima sampai 10 kilometer," ujar Mahasiswa FT UB ini saat ditemui Republika di UB, belum lama ini.

Menurut Haris, jarak tempuh dekat nyatanya masih bisa membuat pengguna sepeda kelelahan. Dari situ, dia bersama sejumlah anggota riset lainnya berkeinginan membuat sepeda yang bisa memiliki daya jelajah lebih jauh lagi sehingga mampu membantu beban para pengguna.

Penelitiannya sendiri sudah dilakukan sejak 2014 kemudian berhasil dikomersialkan ke sejumlah wilayah di Malang dan Jawa Timur pada 2015. Hingga kini sepeda listrik atau e-bike sudah terjual sebanyak 28 unit ke sejumlah pecinta sepeda.

Secara rinci, e-Bike memiliki kit yang terdiri dari motor listrik, controller dan baterai lithium ion. Kit itu berfungsi untuk membantu meringankan beban ketika pengguna saat mengayuh sepeda.

Kit ini menggerakkan flywheel dengan rantai sehingga pemakai bisa mengatur gigi belakang dengan medan yang ditempuh untuk mengatur konsumsi mesin.

Haris menjelaskan, kit e-Bike memiliki tiga mode yakni manual, semi otomatis, dan otomatis. Mode manual berarti mengayuh biasa sedangkan semi otomatis lebih pada bantuan motor untuk menggerakkan roda depan ketika roda belakang dikayuh. Sementara mode otomatis diaplikasikan dengan cara seperti mengendarai motor tanpa dikayuh, yakni titik kendalinya ada pada bagian tangan.

"Dan dengan mode-mode ini pengguna dengan kata lain bisa mengayuh secara biasa atau menggunakannya seperti sepeda motor," tambah dia.

Dengan adanya bantuan kit e-Bike ini, Haris mengungkapkan sepeda bisa melaju dengan kecepatan 35 sampai 40 km per jam dengan tetap menekankan pada konsep ramah lingkungan. Jarak tempuhnya pun dapat mencapai sekitar 60 sampai 80 kilometer. Bahkan, ia memastikan, sepeda ini dapat membantu pengguna yang senang berkendara di tanjakan atau gunung.

Harga jual kit e-Bike, kata dia, Rp 6,5 juta sampai Rp 8 juta. Besaran harga bergantung model yang dipilih dan sudah termasuk pemasangan pada sepeda oleh teknisi UB. Saat ini, kata dia, kit e-Bike hanya baru tersedia untuk jenis sepeda gunung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement