Selasa 05 Dec 2017 11:23 WIB

ITS akan Pertahankan Kuota Penerimaan Mahasiswa Baru

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya
Foto: ITS
Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember--ITS--, Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Joni Hermana menyatakan, kampusnya akan tetap mempertahankan kuota penerimaan mahasiswa baru. Alasannya, karena hingga saat ini Indonesia masih kekurangan sarjana sain dan sarjana teknik.

"Kami di ITS masih akan tetap mempertahankan jumlah kuota penerimaan Maba, mengingat Indonesia masih memerlukan sarjana sain dan teknik," kata Joni saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/12).

Joni meyakini, yang dimaksud pengurangan mahasiswa baru yang masuk perguruan tinggi negeri dari kelompok sosial, politik, budaya, hukum, dan humaniora, yang jumlahnya sudah sekitar 60 persen. Sementara, jumlah lulusan kelompok saintek hanya sekitar 20 persen dari total lulusan perguruan tinggi di Indonesia, menurutnya masih kekurangan.

"Saya kira yang dimaksud dikurangi adalah mahasiswa dari kelompok sosial, politik, budaya, hukum dan humaniora yang kalau dijumlah mewakili lebih dari 60 persen lulusan perguruan tinggi. Sedangkan kelompok saintek hanya sekitar 20 persen dari total lulusan perguruan tinggi. Jadi masih kurang sesungguhnya," ujar Joni.

Rencana pengurangan kuota penerimaan Maba di PTN bermula dari acara Rembuk Nasional Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) di Jakarta, pekan lalu. Ketua Umum Aptisi, Budi Djatmiko, meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar pemerintah mengurangi jumlah penerimaan Maba di PTN.

Menurut Budi, PTN cukup menerima 3.000 sampai 3.500 mahasiswa strata satu (S-1) dalam negeri setiap tahunnya agar lebih fokus mengelola mahasiswa strata dua (S-2) dan strata tiga (S-3) untuk menjadi perguruan tinggi riset. Dengan mengelola mahasiswa S-1 yang lebih sedikit, maka PTN akan jauh lebih siap menjadi universitas berkelas dunia.

Pendapat Budi pun disepakati oleh Jokowi yang hadir pada acara tersebut. Jokowi langsung meminta Menristekdikti, Muhammad Nasir, agar membatasi penerimaan maba PTN dalam waktu secepatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement