Ahad 03 Dec 2017 21:18 WIB

Amikom Fokus Lahirkan Wirausaha Era Milenial

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Elba Damhuri
Rektor universitas Amikom Yogyakarta Tokoh Perubahan Republika
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Rektor universitas Amikom Yogyakarta Tokoh Perubahan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor Universitas Amikom Yogyakarta Prof Suyanto menilai padatnya ilmu-ilmu pengtahuan dan teknologi yang didapat selama kuliah sudah seharusnya mampu menghasilkan setidaknya satu wirausaha. Pasalnya, lulusan itu akan menghasilkan lebih banyak pekerja lain ketika menjadi wirausaha, dibanding hanya bekerja sebagai pegawai.

"Kalau kita bandingkan, satu entrepreneur bisa menciptakan 1.000 lapangan kerja, kalau bekerja cuma satu lapangan kerja yang dihasilkan," kata Suyanto, Selasa (28/12) lalu.

Ia merasa, setidaknya seorang wirausaha akan mampu menarik beberapa saudaranya, sehingga menghasilkan lebih dari satu lapangan kerja. Secara kelembagaan, Universitas Amikom Yogyakarta pun malah akan menjauhi targetnya memiliki setidaknya 95 persen menarik lapangan pekerjaan, bila hanya bekerja sebagai pegawai.

Saat ini, ia menerangkan, Universitas Amikom Yogyakarta baru mencapai angka 82 persen yang didapat dari capaian lulusan-lulusannya selama tiga bulan terakhir. Dan, lanjut Suyanto, 21 persen dari angka itu, lulusan-lulusan Universitas Amikom Yogyakarta sudah mampu menjadi wirausaha.

"Makanya, setiap semester hampir selalu ada mata kuliah entrepreneur, sebelum itu pun ada kuliah entrepreneur," ujar peraih Tokoh Perubahan Republika 2016 tersebut.

Dalam pembelajaran, ia menekankan, mahasiswa-mahasiswa harus memiliki kepercayaan diri, sikap positif, motivasi tinggi, empati dan memiliki keterampilan sosial. Mulai semester satu, anak-anak diajarkan untuk bisa menjual foto-foto secara daring (online) ke seluruh dunia, searah jalur wirausaha Amikom yang mengarah ke seluruh dunia.

Suyanto melanjutkan, untuk semester dua anak-anak mulai diajarkan menjual desain-desain, dan baru di semester ketiga anak-anak dijarkan menjual video-videonya ke seluruh dunia. Setelah itu, mahasiswa-mahasiswa Amikom akan mendapatkan mata kuliah pasar elektronik dan bisnis elektronik.

"Misal di kelas saya, ada mahasiswa-mahasiswa yang sudah berpenghasilan 1.100-3.400 dolar AS. Nah kalau sudah seperti itu biasanya setelah lulus ia akan jadi entrepreneur atau yang sekarang disebut netpreneur," kata Suyanto.

Secara kurikulum, ia mengungkapkan, sistem yang saat ini diterapkan merupakan gabungan seperti pelatihan motivasi capaian yang dikombinasikan dengan kecerdasan spiritual. Menurut Suyanto, bila nilai-nilai itu disatukan, pencapaian yang diinginkan lulusan-lulusan Amikom tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi orang banyak.

Untuk itu, Suyanto mengaku cukup senang mampu melahirkan nuansa-nuansa wirausaha yang sangat kuat dalam perkuliahan di Universitas Amikom Yogyakarta. Ia pun berterima kasih Unesco sebagai lembaga dunia telah mengokohkan Amikom sebagai salah satu model perguruan tinggi private entrepreneur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement