Tuesday, 14 Syawwal 1445 / 23 April 2024

Tuesday, 14 Syawwal 1445 / 23 April 2024

Pegelaran Seni Dekatkan Empat Pilar dengan Rakyat

Kamis 30 Nov 2017 13:00 WIB

Red: Dwi Murdaningsih

Gelar Seni pertunjukan dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, itu diselenggarakan di Teater terbuka Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (29/11).

Gelar Seni pertunjukan dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, itu diselenggarakan di Teater terbuka Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (29/11).

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Gemulai tujuh penari Rempak Rebana turut mewarnai Gelar Seni pertunjukan dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Mereka bergerak dinamis, maju, mundur, ke kanan dan ke kiri, berputar seraya memukul rebana yang ada di tangan. Rempak Rebana merupakan seni tari masyarakat Melayu, yang masih lestari hingga saat ini.

Selain Rempak Rebana, Gelar Seni pertunjukan Empat Pilar MPR RI dengan tema Indonesia Aku Cinta Kau, itu juga menampilkan tari Hanjuang, yaitu tari tradisional masyarakat Dayak. Juga tari tiga etnis, musik jalanan, pusi, musik sape, dan tari Tionghoa. Gelar Seni pertunjukan dalam rangka Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, itu diselenggarakan di Teater terbuka Taman Budaya Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (29/11).

Ikut hadir pada acara tersebut, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, Anggota Fraksi PPP MPR Irgan Chairul Mahfiz, Anggota Fraksi Partai Gerindra MPR Khaterine Angela Oendoen, Wakil Sesjen MPR Selfi Zaini, dan Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah. Serta tokoh adat, budayawan dan ratusan warga masyarakat.

Saat membuka acara tersebut, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta berpesan, agar hasil seni budaya yang ada di Pontianak dan Kalimantan Barat pada umumnya harus dijaga dan dilestarikan. Karena itu Wakil Ketua MPR yang akrab Oso ini menyambut baik acara tersebut, dengan harapan masyarakat makin mengenal Dan dekat dengan seni budaya warisan nenek moyang.

"Kalau kita tak kenal mana mungkin kita sayang. Karena itu acara ini sangat baik, agar masyarakat makin mengenal dan mencintai hasil seni budaya nenek moyangnya sendiri," kata Oso.

Saat ini, kata Oso bangsa Indonesia menanti lahirnya pahlawan di era globalisasi. Tetapi pahlawan yang ditunggu adalah pahlawan pembangunan, pahlawan kesejahteraan dan pahlawan persatuan, bukan pahlawan perang. "Jangan minder karena merasa berasal dari suku kecil, atau sombong karena sukunya besar. Di Indonesia semua sama, karena kita sama-sama memegang Pancasila. Mari kita kawal Pancasila, jangan coba-coba mengganti pancasila dengan dasar dan ideologi apapun", ujarnya.

Sementara itu, Wakil Sesjen MPR RI Selfi Zaini dalam laporannya antara lain mengatakan, pagelaran seni budaya adalah salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar MPR. Penggunaan seni budaya dalam kegiatan sosialisasi, diharapkan bisa mendekatkan masyarakat dengan seni budaya daerah setempat. Setelah itu diharapkan, masyarakat bisa berkontribusi dalam menjaga dan melestarikan seni budayanya sendiri.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler