Jumat 24 Nov 2017 23:04 WIB

Erick Thohir Bangga Indonesia Finalis Tuan Rumah Piala Dunia

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir (tengah).
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia-Jepang-Filipina berhasil menjadi finalis calon tuan rumah Piala Dunia Bola Basket FIBA tahun 2023. Mereka akan bersaing dengan kandidat bersama lainnya Argentina-Uruguay.

Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) sekaligus anggota Dewan Pusat (Central Board) FIBA, Erick Thohir, mengaku bangga atas hal tersebut. "Momen ini bisa menjadi peluang untuk meningkatkan prestasi bola basket Indonesia. Ini sekaligus menunjukkan pada dunia internasional bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah kejuaraan bola basket dunia," ujar Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Adapun keputusan Indonesia-Jepang-Filipina dan Argentina-Uruguay menjadi kandidat terakhir tuan rumah Piala Dunia FIBA dipastikan pada Rabu (22/11). Siapapun yang terpilih nantinya itu akan menjadi kali pertama Piala Dunia FIBA diadakan bersama oleh lebih dari satu negara.

Meski demikian, pihak FIBA yakin Piala Dunia Bola Basket tahun 2023 bisa berjalan dengan sukses, sama seperti Kejuaran Bola Basket Eropa FIBA (EuroBasket) 2017, Kejuaran Bola Basket Afrika FIBA (AfroBasket) 2017 dan Kejuaran Bola Basket Amerika FIBA (AmeriCup) 2017.

"Kami sangat yakin formula tuan rumah bersama ini juga akan berpengaruh besar bagi penyelenggaraan Piala Dunia. Negara-negara calon tuan rumah Piala Dunia 2023 ini adalah negeri dengan jumlah penggemar bola basket yang besar," kata Sekretaris Jenderal FIBA serta anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC), Patrick Baumann.

Selanjutnya, Indonesia-Jepang-Filipina serta Argentina-Uruguay akan melakukan presentasi akhir di hadapan Dewan Pusat FIBA pada Sabtu (9/12). Pengumuman siapa yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2023 akan dikeluarkan di hari yang setelah para anggota Dewan Pusat FIBA melakukan voting. Demi keadilan dan indepedensi, anggota Dewan Pusat FIBA yang berasal dari negara calon tuan rumah tidak boleh memberikan suara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement