Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Mahyudin: Daerah Perbatasan Perlu Mendapat Perhatian Lebih

Sabtu 18 Nov 2017 13:41 WIB

Red: Gita Amanda

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin (baju hitam).

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin (baju hitam).

Foto: MPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Saat acara Press Gathering Wartawan Parlemen yang diselenggarakan di Kota Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Jumat (17/11), digelar diskusi bertema mengenai perbatasan. Dalam acara yang diikuti 90 wartawan dari berbagai media itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Mahyudin menuturkan wilayah perbatasan merupakan daerah yang perlu mendapat perhatian lebih.

"Karena di perbatasan ada banyak berbagai kejadian seperti kriminalitas, peredaran narkoba, dan penyelundupan. Perbuatan ilegal itu dilakukan lewat 'jalur tikus'," ujarnya melalui siaran pers.

Menyikapi hal demikian, menurut Mahyudin, negara harus menyiapkan pengawasan. Tak hanya barang yang masuk secara ilegal, dikatakan Mahyudin, budaya asing pun bisa masuk ke Indonesia lewat perbatasan. M

ahyudin menceritakan, dirinya pernah main golf di salah satu tempat di Kepulauan Riau. Selepas main golf, dirinya ditarik biaya dengan mata uang dolar singapura. Diperlakuan demikian, Mahyudin marah sebab ini Indonesia maka pembayaran harus menggunakan rupiah.

Mahyudin sebenarnya memaklumi hal yang demikian sebab di Kepulauan Riau banyak orang Singapura yang bermain golf. "Karena mereka lebih kaya," ungkapnya. Menghadapi kesenjangan yang demikian, Mahyudin mendorong pembangunan perbatasan harus menjadi prioritas.

Dicontohkan lagi, di Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, hampir semua produk dan kebutuhan sehari-hari termasuk LPG dari Malaysia. Bahkan hasil perkebunan kelapa sawit dari Pulau Sebatik dijual ke Malaysia. "Membuat devisa kita berkurang. Militansi masyarakat di perbatasan pun menjadi berkurang," ujar legislator asal dapil Kaltim-Kaltara ini.

Dikatakan, khusus Kepulauan Riau mempunyai beragam potensi seperti Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan budaya. Untuk itu pembangunan di perbatasan harus menjadi prioritas agar tak tertinggal dari negara tetangga. "Sehingga orang perbatasan menjadi bangga dengan Indonesia," tambahnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA TERKAIT

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler