Selasa 07 Nov 2017 14:17 WIB

Soal Video Viral Pemukulan Murid, Ini Kata Kemendikbud

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Andi Nur Aminah
Dirjen Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad
Foto: Antara
Dirjen Pendidikan Dasar, Hamid Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan, aksi pemukulan terhadap siswa yang terekam dalam video amatir berdurasi 37 detik adalah perkelahian antarsiswa. Pemukulan itu terjadi, karena siswa tersebut merasa kesal selalu dirundung setiap harinya.

"Jadi video itu bukan orang tua yang marah karena anaknya dicabuli, atau guru yang tidak dipanggil 'pak'. Setelah kami telusuri itu perkelahian antar siswa," jelas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad di Kompleks Kemendikbud, Jakarta Pusat pada Selasa (7/11).

Hamid mengatakan, kedua siswa yang terlibat pemukulan merupakan siswa kelas sepuluh di salahsatu SMK di Pontianak. Postur tubuh siswa yang memukul, lanjut Hamid, memang tinggi besar seperti orang dewasa.

"Kejadiannya hari Kamis lalu, dan saat ini mereka telah didamaikan dan dimediasi oleh pihak sekolah, Dinas Pendidikan dan pemerintah setempat," tegas Hamid.

Terkait pengawasan di sekolah, Hamid mengatakan, Kemendikbud telah mengaturnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan. Dalam Permendikbud itu, jelas Hamid, setiap sekolah diwajibkan memiliki posko pengaduan.

Meskipun, Hamid mengaku, posko pengaduan tersebut tidak dijalankan secara baik di setiap sekolah. Karenanya, dalam waktu dekat dia akan berkoordinasi dengan kepala dinas Pendidikan setiap Kabupaten atau Kota untuk membicarakan hal tersebut.

"Ada sekolah yang melaksanakan dengan baik ada juga yang tidak. Saya akan sampaikan kepada kepala dinas untuk perbaiki itu," jelas Hamid.

Video berdurasi 37 detik yang merekam aksi pemukulan terhadap siswa sempat viral belum lama ini. Informasi terkait video itupun sempat simpang siur, ada yang menyebut terjadi di Pangkal Pinang, Bangka Belitung, ada juga yang menyebut terjadi di Pontianak.

Sebelumnya, KPAI pun merilis bahwa video tersebut diduga dilakukan oleh oknum guru matematika yang kesal karena tidak dipanggil 'pak'. Lalu, versi lain juga menyebut bahwa aksi pemukulan itu dilakukan oleh orangtua yang jengkel karena siswa tersebut diduga mencabuli anaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement